MR Saputra
Tana Paser, helloborneo.com – Dalam pelaksanaan upacara Detik-detik Proklamasi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, tahun ini akan sangat berbeda. Pasalnya panitia pelaksana kegiatan Dirgahayu Republik Indonesia (RI) ke-70 tahun, untuk pertama kalinya mengelar tarian kolosal, yang mengisahkan perjuangan Sultan Ibrahin Chaliludin atau lebih dikenal Panglima Sentik.
Kepala Bagian Pemerintahan Kabupaten Paser Paulus Margita mengatakan, tahun ini, pertama kalinya sebelum pelaksanaan upacara detik-detik Proklamasi, ada tarian kolosal. Tarian kolosal akan dibawakan sekitar 150 Siswa dan beberapa gabungan sanggar tari di Kabupaten Paser.
“Pegelaran tarian kolosal untuk tahun ini memang yang perdana kami gelar. Dan untuk penarinya kami libatkan dari beberapa sangar tari dan siswa yang sudah kami pilih di Kabupaten Paser,” ungkapnya.
Selain itu Paulus juga menambahkan, pihaknya sengaja memilih kisah perjuangan Panglima Sentik. Pasalnya selain ingin kembali mengingatkan sejarah perjuangan pembebasan Tana Paser dari tangan Belanda. Pihaknya juga mengingatkan sosok kepemimpinan Panglima Sentik yang saat ini, sudah mulai dilupakan masyarakat.
“Perjuangan dari Panglima Sentik untuk merebut kemerdekaan di Tana Paser ini, memang sebagian orang sudah banyak yang lupa akan kisahnya. Oleh sebab itu melalui, tarian ini kami ingin kembali mengingatkan perjuangan para pahlawan dari Tana Paser. Salah satunya Panglima Sentik,” tandasnya. (log)
Sebenarnya Paser justru memiliki seorang Raja yang telah di akui secara nasional sebagai pahlawan Nasional karena perjuangannya memerangi penjajah Belanda, bukan hanya di tanah Paser tapi juga memerangi belanda sampai ke kerajaan Banjar, melindungi kerajaan Kutai dari serangan Belanda, bahkan berhasil memerdekakan kerajaan Wajo di Sulawesi Selatan dari pengaruh Belanda dan sekutu lokalnya. Beliau adalah Petta Lamaddukkelleng yang bergelar Arung Singkang. Anehnya adalah justru masyarakat paser seperti melupakan kepahlawanan beliau, bahkan menyebut namanya dengan benarpun terasa sulit. Padahal keberhasilannya mengalahkan pasukan Belanda tidak terbantahkan dan tidak tertandingi. Betul bahwa di negeri ini banyak Raja dan Tokoh yang mengangkat senjata melawan penjajahan, tapi rata2 berakhir dengan gugur ataupun kalah dan terbuang. Tapi tidak dengan Petta Lamaddukkelleng. Kerajaan Paser, kerajaan Pagatan, Kerajaan Kutai dan kerajaan Wajo adalah kerajaan yang berhasil di merdekakan di masa pemerintahannya. Banggalah dan jangan lupakan Pahlawanmu…
terima kasih pencerahannya pak, tabik