Subur Priono – Humas Setkab Penajam Paser Utara
Penajam, helloborneo.com – Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Yusran Aspar mengatakan, PT Waskita Karya sebagai kontraktor pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan, telah melakukan kajian FS (feasibility study).
“Dalam kajian itu diketahui pembangunan jembatan penghubung Penajam-Balikpapan layak ekonomi dan financial,” ungkap Yusran Aspar saat dihubungi di Penajam, Selasa.
Terkait ketinggian sementara jembatan lanjut Yusran Aspar, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Balikpapan menilai, tinggi 50 meter ruang bebas (clearance) rencana jembatan penghubung tersebut layak dan dapat diterima untuk dilalui kapal.
“Dari presentasi pra FS atau studi kelayakan yang disampaikan PT Waskita Karya, pembangunan jembatan penghubung Penajam-Balikpapan itu diperkirakan membutuhkan waktu 2,5 hingga tiga tahun,” ujarnya.
Rencananya jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan lanjut Yusran Aspar, akan didesain berkekuatan penuh kelas IIb sehingga mampu menahan beban kendaraan sejenis tronton dan kendaraan berat lainnya.
Pembangunan Jembatan penghubung berjarak 5,4 kilometer dari Penajam ke Balikpapan ditambah jalan tol kearah bandara Sepinggan sepanjang 12 kilometer tersebut kata bupati menalan biaya sekisar Rp5,6 triliun.
“Konsep pembangunan jembatan hingga jalan tol arah Sepinggan, apabila dikoneksi dengan jalan tol hingga ke Manggar sepanjang 12 kilometer,” katanya.
Sementara dari analisa ekonomi dan finansial dari keberadaan jembatan penghubung Penajam-Balikpapan tersebut lanjut Yusran Aspar, Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan (PBB P2) yang telah dilimpahkan ke daerah meningkat menjadi Rp300 miliar per tahun.
“Pasti ada migrasi penduduk dari Balikpapan ke Penajam, tetapi tingkat kepadatan di Balikpapan tidak mengalami perubahan,” ujarnnya.
Menurut Yusran Aspar, pembagian pembiayaan pembangunan jembatan tol penghubung tersebut yakni, PT Waskita Karya sebesar Rp1,5 triliun, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Rp1 triliun. Sedangkan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Balikpapan masing-masing Rp500 miliar.
“Dana pembangunan yang ada sekisar Rp3,5 triliun. Jumlah itu telah mencapai berkisar 50 persen dari dana yang dibutuhkan Rp5,6 triliun, artimya proyek pembangunan jembatan penghubung itu dapat berjalan,” jelasnya.
Sisa pembiayaan pembangunan tersebut tambah Yusran Aspar, bisa didatangkan dari insvestor yang ingin berinvestasi didalamnya. Namun nilai itu tidak begitu besar jika mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengungkapkan bahwa Negara punya anggaran lebih mencapai Rp250 sampai Rp300 triliun dari penghematan subsidi BBM (bahan bakar minyak).
“Pemerintah pusat harus komitmen dan adil kepada daerah Kaltim yang merupakan penyumbang bagi APBN terbesar. Bukan hanya prioritas di pulau Jawa. Kaltim menuntut bukan harus diberikan Otsusnya, yang terpenting adalah keadilan substansinya yang diberikan kepada daerah,” katanya.
Yusran Aspar berharap semua tahapan proses pembangunan jembatan tol penghubung Panajam-Balikpapan tersebut segera rampung, termasuk proses izin Amdal (analisis dampak lingkungan dan izin pemenfaatan ruang selanjutnya pembentukan konsorsium.
“Konsorsium yang dibentuk nantinya untuk membicarakan masalah pembiayaan yang dibutuhkan untuk pembangunan jembatan penghubung itu,” ungkapnya. (adv/bp/rol)