Iskandar – Humas Setkab Penajam Paser Utara
Penajam, helloborneo.com – Ratusan umat muslim di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, bersama Bupati Yusran Aspar melaksanakan shalat gerhana di Masjid Ar Rahman, Rabu pagi.
Suasana pagi di Masjid Ar Rahman Kecamatan Penajam pun agak mirip dengan suasana pagi saat hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha meski tidak ada alunan takbir.
Shalat yang dilaksanakan bertepatan dengan saat dimulainya gerhana matahari itu, dilaksanakan dalam dua rakaat.
“Kalangan ilmuan mengatakan terjadinya gerhana matahari total itu, adalah fenomena alam luar biasa. Namun kalangan agama menyebutkan terjadinya gerhana matahari mutlak karena kekuasaan Allah SWT,” kata Ustadz H Yuni Fanani saat berkhutbah pada shalat gerhana tersebut.
Dalam Al Qur’an Alah berfirman lanjut ia, sesungguh matahari, bumi dan bulan merupakan tanda dari kebesaran Allah SWT.
Yuni Fanani mengkisahkan, pada zaman Nabi Muhammad SAW pernah terjadi gerhana matahari, yang bertepatan dengan meninggalnya putra Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim, kemudian seorang sahabat Nabi Muhammad mengatakan, bahwa terjadinya gerhana matahari disebabkan karena meninggalnya Ibrahim.
Nabi Muhammad SAW menepis ucapan sahabat tersebut, karena gerhana matahari tidak ada hubungan dengan meninggalnya seseorang. Gerhana matahari itu merupakan ketentuan Allah SWT dan merupakan tanda-tanda kebesaran Nya.
“Maka Nabi Muhammad SAW bersabda, jika kalian mengatahui terjadinya gerhana matahari maupun gerhana bulan, maka shalatlah, bertasbihlah memuji Allah, berdoa dan minta ampunlah atas segala dosa dan kesalahan,” kata Yuni Fanani.
“Karena hanya dengan shakat dan berdoa dapat menyelesaikan persoalan. Doa adalah sarana yang sangat luar biasa dan kekuatan doa merupakan sesuatu yang sangat dahsyat,” ujarnya.
Umat manusia tambah Yuni Fanani, dianjurkan untuk senantisas berdoa untuk meminta keselamatan dan jangan mengabaikan berdoa. (adv/bp/*esa)