Biaya Pembangunan Jembatan Penajam-Balikpapan Pengaruhi Tarif Kendaraan

Bagus Purwa

Bupati Penajam Paser Utara, Yusran Aspar

Penajam, helloborneo.com – Biaya pembangunan jembatan tol penghubung dari titik Nipah-Nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Melawai, Kota Balikpapan di Kalimantan Timur akan mempengaruhi besaran tarif kendaraan yang melalui jembatan tersebut.

Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar, saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Kamis, mengatakan, kesepakatan mengenai pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan itu akan menggunakan dua pilar atau tiang dapat menurunkan biaya pembangunan lebih kurang Rp1 triliun.

“Pada pertemuan awal Agustus 2017 di Balikpapan, akhirnya disepakati desain jembatan menggunakan dua pilar sehingga biaya pembangunan berkurang menjadi Rp8,3 triliun, dibanding dengan desain jembatan sebelumnya empat tiang yang menelan biaya Rp9,3 triliun,” ungkapnya.

Dengan desain jembatan menggunakan dua pilar tersebut, selain biaya pembangunan menjadi lebih murah, juga bisa menekan besaran tarif masuk kendaraan ke jembatan Penajam-Balikpapan tersebut.

Bupati menjelaskan, tarif masuk jembatan tol penghubung antara Kabupaten Penajam Paser Utara-Kota Balikpapan direncanakan sekitar Rp200.000 bagi kendaraan roda empat dan Rp15.000 untuk kendaraan roda dua.

“Keputusan untuk penentuan tarif dasar masuk jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan itu ditentukan pemerintah pusat, tapi kami harapkan besaran tarif yang ditentukan tidak melebihi dari rencana awal,” ujar Yusran Aspar.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara masih menunggu kepastian data lalu lintas harian rata-rata, sehingga dapat diperkirakan besaran tarif masuk jembatan tol penghubung itu serendah mungkin.

Dari hasil simulasi awal dengan rencana menggunakan desain dua pilar atau tiang, lanjut Yusran Aspar, menunjukkan tarif masuk jembatan tol penghubung untuk kendaraan roda empat Rp250.000 dan Rp25.000 untuk kendaraan roda dua.

Kendati dengan besaran tarif tersebut, dari hasil survei keinginan atau kemampuan masyarakat untuk melalui jembatan tol itu cukup tinggi, selain melalui jembatan lebih murah dari transportasi laut, juga menghemat waktu tempuh perjalanan.

Sementara Team Leader Basic Desain Jembatan dari PT Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) menyatakan, desain jembatan tol sepanjang 6,1 kilometer dan lebar 33 meter dengan tinggi ruang bebas setinggi 50 meter dari permukaan air laut tertinggi tersebut, tidak mengganggu alur kapal ke Pelabuhan Semayang maupun Pelabuhan Kariangau. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.