Pelaksanaan UNBK SMP Penajam Membutuhkan Rp2 Miliar

Ari. B

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten PPU, Marjani. (helloborneo.com)

Penajam, helloborneo.com – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat Sekolah Menenengah Pertama Negeri pada 2018 membutuhkan anggaran sekitar Rp2 miliar untuk pengadaan komputer dan mebeler sabagai fasilitas penunjang, kata Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Marjani.

“Kami mewajibkan seluruh Sekolah Menengah Pertama atau SMP Negeri untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada 2018,” kata Marjani ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Senin.

Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan komputer dan mebeler penunjang pelaksanaan UNBK di setiap SMP Negeri di Kabupaten Penajam Paser Utara.

“Kami sudah mengajukan anggaran Rp2 miliar pada APBD 2018, untuk pengadaan komputer dan mebeler sebagai penunjang pelaksanaan UNBK tingkat SMP,” ungkap Marjani.

Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara harus melakukan pengadaan komputer dan mebeler pada 2018 sebagai persiapan pelaksanaan UNBK di tingkat SMP Negeri se-kabupaten.

Pada tahun ajaran 2016-2017, baru 17 SMP Negeri yang melaksanakan UNBK dari total 25 SMP Negeri yang ada di wilayah Penajam Paser Utara.

“Ke-8 SMP Negeri masih terkendala jaringan dan peralatan komputer untuk melaksanakan UNBK, sehingga melaksanakan ujian berbasis kertas,” jelas Marjani.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga atau Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara menargetkan seluruh SMP Negeri pada 2018 melaksanakan UNBK atau ujian nasional menggunakan sistem komputerisasi sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Selain terkendala jaringan dan peralatan komputer pelaksanaan UNBK di sejumlah SMP Negeri di Kabupaten Penajam Paser Utara terkendala pasokan listrik yang masih belum maksimal.

Hingga saat ini ketersediaan listrik di masing-masing kecamatan di wilayah Penajam Paser Utara belum merata sehingga masih rawan terjadi pemadaman.

“Pemadaman listrik tetap menjadi kekhawatiran saat pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer di Kabupaten Penajam Paser Utara,” ujar Marjani. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.