MR Saputra
Penajam, helloborneo.com – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mendesak Pertamina segera menyelesaikan kebocoran pipa penyalur minyak mentah di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, yang selama beberapa hari terakhir meresahkan warga.
Kepala Sub Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara Samudri, saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat, mengatakan bahwa Pertamina harus bergerak lebih cepat menangani kebocoran pipa minyak tersebut.
Hingga memasuki hari kedua, kebocoran pipa penyalur minyak milik Pertamina di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang belum juga ditemukan.
Ditambah dengan hujan yang mengguyur wilayah Penajam Paser Utara sejak Jumat pagi, lebih kurang setengah hari tidak ada kegiatan penanganan di lokasi kebocoran pipa penyalur minyak itu.
Bahkan, petugas dari Pertamina hanya menggunakan sistem manual untuk mencari pipa yang bocor tersebut.
“Petugas dari Pertamina hanya menggunakan cangkul, sekop dan peralatan seadanya bocornya pipa,” jelas Samudri.
Padahal, lanjutnya, titik koordinat bocornya pipa minyak tersebut sudah terlihat, namun lokasi tepatnya belum juga ditemukan.
Pertamina dinilai kurang efektif sebab hanya menggunakan peralatan seadanya sehingga penanganan kebocoran pipa penyalur minyak di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang terus molor.
Dengan terus molornya penanganan kebocoran pipa tersebut, selain meresahkan masyarakat, limbah minyak juga membuat sejumlah ekosistem di sekitar lokasi kebocoran pipa mengalami kerusakan.
“Hanya dengan menggunakan alat manual memerlukan waktu cukup lama, sehingga dampak terhadap masyarakart dan lingkungan berkepanjangan,” kata Samudri.
Petugas Pertamina di lapangan juga melakukan penyedotan air menggunakan pompa yang menghubungkan ke tempat penampungan limbah minyak dibantu alat manual berupa gayung, karena kebocoran pipa terus mengeluarkan minyak. (bp/hb)