Sekkab “Blusukan” Sosialisasikan Buka Lahan Tanpa Bakar

Ari B

Sekkab Penajam Paser Utara, Tohar.

Penajam, helloborneo.comSekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Tohar melakukan “blusukan” ke wilayah Kecamatan Babulu sosialisasikan praktek pembukaan lahan tanpa bakar untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di daerah setempat.

“Blusukan” yang dilakukan di Desa Gunung Makmur, Kecamatan Babulu, pada Rabu itu, Sekkab Tohar didampingi Kepala Dinas Penggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Yogyana, serta Kepala Dinas Pertanian Joko Dwi Fetrianto.

“Kami meminta masyarakat tidak lagi melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” kata Tohar ketika ditemui helloborneo.com usai sosialisasi di Penajam.

Sosialisasi praktek pembukaan hutan tanpa bakar dilakukan di Kecamatan Babulu tersebut, sebab menjadi salah satu daerah di wilayah Penajam Paser Utara yang sempat dilanda kebakaran hutan dan lahan.

Prkatek pengolahan atau pembukaan lahan tanpa bakar itu lanjut Tohar, merupakan program baru pemerintah pusat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di daerah.

“Aktivitas pembakaran lahan saat ini menjadi isu besar, karena hampir setiap tahun terutama pada saat musim kemarau terjadi kebakaran hutan dan lahan di daerah,” jelasnya.

Menurut Tohar, titik-titik panas (hotspot) di daerah kini terpantau langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Kabupaten Penajam Paser Utara termasuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan, di mana sepanjang September hingga Oktober 2018 terjadi sekitar 30 kasus kebakaran lahan.

“Luasan lahan di wilayah Penajam Paser Utara yang terdampak kebakaran itu mencapai lebih kurang 82 hektare,” ungkap Tohar.

Banyaknya kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah Penajam Paser Utara tersebut diduga akibat dari aktivitas pembukaan lahan atau ladang baru dengan cara dibakar.

Tohar meminta masyarakat ikut menjaga lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran lahan, sebab dampaknya cukup luas termasuk merusak ekosistem hewan di sekitar. (bp/hb)

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.