Tanam Bibit Bakau Dlakukan Pada Festival Mangrove Penajam

Bagus Purwa


Ketua Panitia Festival Mangrove Penajam, Achmad Fitriadi.

Penajam, helloborneo.com – Aksi menanam 500 bibit bakau akan dilakukan pada Festival Mangrove di ekowisata hutan bakau Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang digelar mulai 1 hingga 5 April 2019.

“Festival Mangrove merupakan gerakan kolektif pemeliharaan tanaman bakau di wilayah Penajam Paser Utara,” kata Ketua Panitia Festival Mangrove Penajam Achmad Fitriadi ketika dihubungi helloborneo.com, Rabu.

Penanaman bibit bakau pada Festival Mangrove di objek wisata bakau Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam itu, akan diikuti perwakilan dari Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Sangatta, serta Kabupaten Paser.

Sejumlah anggota pramuka, personel Komando Distrik Militer (Kodim) 0913/Penajam Paser Utara dan relawan Spartan, lanjut Achmad Fitriadi, juga ikut dalam aksi tanam bibit mangrove tersebut. Penanaman 500 bibit bakau, rencananya pada 5 Mei 2019.


Hutan bakau Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam.

“Kami ingin kembali menggaungkan kegiatan konservasi dan penanaman bakau yang memiliki peranan penting menjaga kestabilan alam, khususnya di daerah pesisir,” ujarnya.

Ia mengharapkan pengembangan hutan mangrove depan dapat menghadirkan suatu ekowisata hutan bakau sebagai ikon wisata di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Festival Mangrove juga diramaikan dengan pentas kesenian daerah serta lomba tari dan mewarnai, pelatihan tari tradisional oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta pelatihan kelompok informasi masyarakat yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informasi.

“Festival Mangrove itu tidak hanya bersifat seremonial saja, tapi juga banyak kegiatan edukasi untuk masyarakat,” ucap Achmad Fitriadi.

Objek wisata bakau Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam memiliki luas lebih kurang 20 hektare dengan berbagai jenis pohon bakau, di antaranya “Avicennia”, “Rizhophora” dan “Catappa”.

Selain menikmati keindahan hutan bakau yang masih alami, pengunjung juga dapat melihat kera ekor hitam, bekantan (jenis kera hidung panjang), berbagai jenis burung dan kepiting serta boita lainnya di objek wisata mangrove itu. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.