Penajam, helloborneo.com – Meningkatnya penetrasi internet seiring dengan membaiknya infrastruktur teknologi digital di seluruh wilayah Nusantara membuat Indonesia menjadi pasar yang menarik dan memperkuat ekonomi berbasis internet (digital) di Indonesia.
“Secara umum, perkembangan ekonomi digital memberikan dampak positif,” ujar Willson Cuaca, Co-founder & Managing Partner East Ventures dalam keterangan pers yang diterima helloborneo.com di Penajam, Minggu.
Perkembangan ekonomi digital yang cukup pesat memberikan dampak positif, seperti tumbuhnya berbagai platform jual-beli online (e-commerce), transportasi online (ride hailling), jasa keuangan online (financial technology), hingga digitalisasi pariwisata (online travelling).
Perkembangan ekonomi berbasis internet tersebut Cuaca membuat ekosistem ekonomi digital Indonesia semakin beragam. Dengan didukung jumlah penduduk sekitar 264 juta jiwa dengan pengguna internet lebih kurang 171 juta pelanggan menunjukkan bahwa adanya potensi untuk berkembang.
“Industri digital adalah perekonomian yang berbasis penguasaan teknologi dan pengetahuan (knowledge based economy), bukan bertumpu pada penguasaan aset,” ucap Willson Cuaca.
Industri berbasis internet jelasnya, membuka kesempatan yang sama bagi perusahaan-perusahaan rintisan untuk mengambil peran sentral dalam membangun ekonomi digital Indonesia bersama korporasi raksasa dan perusahaan multinasional.
Ekonomi digital Indonesia lanjut Willson Cuaca, harus hadir dengan semangat inklusif. Para pengguna baru internet di Tanah Air tidak hanya merasakan perubahan gaya hidup, tetapi juga menikmati manfaat ekonominya.
East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) adalah upaya perusahaan untuk memetakan dampak perkembangan ekonomi digital di seluruh Nusantara. Ekonomi digital menjanjikan inklusivitas, pemerataan peluang ekonomi bagi seluruh penduduk Indonesia.
“Kami ingin mendorong semua pemangku kepentingan untuk ikut terlibat dan turut menikmati dampak positif ekonomi digital,” kata Willson Cuaca.
Ia menimpali lagi, pengalaman East Ventures selama 10 tahun bekerja sama dengan para founder Indonesia, menunjukkan bahwa kearifan lokal adalah aset yang tidak tergantikan dalam membangun perekonomian digital Nusantara.
“EV-DCI adalah kontribusi kecil dari kami, benih wawasan yang kami harap bersemai menjadi ribuan gagasan, dan East Ventures kini telah berinvestasi di lebih dari 170 perusahaan startup,” tambah Willson Cuaca.
East Ventures sebagai investor pertama Tokopedia dan Traveloka, serta menjadi pemodal pertama di Kudo, Warung Pintar, IDN Media, Sociolla, Waresix, dan Ruangguru.
Hampir semua dari 170 startup tersebut memiliki founder lokal yang belum pernah mengelola perusahaan. Investasi East Ventures adalah “leap of faith” atas potensi pemuda-pemudi Indonesia karena di dunia baru industri digital pengalaman tidak selalu relevan. (bp/tan)