Pembangunan Bendung Sungai Talake Rp1,7 Triliun Belum Ada Kejelasan

Ari B

Kepala Bagian Pembangunan Setkab PPU, Nicko Herlambang.

Penajam, helloborneo.com – Pembangunan bendung gerak Sungai Talake di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, yang bisa menjadi sumber air irigasi persawahan di Kabupaten Penajam Paser Utara hingga kini belum ada kejelasan.

Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang saat ditemui helloborneo.om, Selasa mengungkapkan kelanjutan pembangunan bendung Sungai Talake sampai saat ini belum jelas.

Proses pembangunan bendung gerak Sungai Talake tersebut menurut dia, sejauh ini baru tahap studi Larap (pembuatan dokumen rencana tindak pengadaan tanah dan pemukiman kembali).

Studi Larap itu jelas Nicko Herlambang, sebagai acuan untuk membebaskan lahan serta penetapan lokasi pembangunan bendung gerak Sungai Talake oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

“Sampai saat ini rencana pembangunan bendung gerak Sungai Talake di kabupaten Paser senilai Rp1,7 triliun itu masih mandek,” tambahnya.

Bahkan dalam pertemuan terakhir lanjut Nicko Herlambang, baru dibahas tahapan pembebasan lahan lokasi pembangunan bendung gerak Sungai Talake tersebut.

Pembangunan bendung Sungai Talake Kabupaten Paser itu sudah direncanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sejak 2000, namun sampai saat ini belum terealisasi.

“Sampai sekarang penetapan lokasi juga belum dilakukan provinsi, penetapan lokasi ditentukan dulu baru penjelasan tanggung jawab masing-masing kabupaten dan siapa yang mendanai,” ucap Nicko Herlambang.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara berharap pendanaan proyek pembangunan bendung gerak Sungai Taleke diambil alih pemerintah pusat agar cepat terwujud.

Petani Kabupaten Penajam Paser Utara kata Nicko Herlambang, membutuhkan keberadaan bendung Sungai Talake yang dapat menjadi sumber irigasi lahan persawahan, khususnya di wilayah Kecamatan Babulu.

“Masyarakat petani di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser selama ini untuk pengairan sawah mengandalkan atau bergantung pada tadah hujan,” ujarnya.(bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.