Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Sekitar 1.400 hektare lahan gambut di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rawan terbakar saat musim kemarau karena bagian bawahnya kering sehingga semua pihak perlu mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
“Bulan ini terkadang masih hujan, tapi September diprediksi masuk kemarau. Jadi waspada karhutla tingkatkan,” ujar Kepala Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila saat ditemui helloborneo.com, Kamis.
Kewaspadaan terhadap karhutla ditingkatkan terutama pada lahan gambut karena di lokasi lahan gambut akan cepat menyebar jika ada api, mengingat bagian bawah lahan gambut banyak biomassa kering.
Jumlah lahan gambut di Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar 1.400 hektare, umumnya di kawasan pesisir, terutama di Kecamatan Penajam yang tersebar pada sejumlah desa dan kelurahan.
Rinciannya adalah di Kelurahan Petung ada sekitar 700 hektare lahan gambut, Kelurahan Nenang sekitar 400 hektare, Desa Giri Purwa sekitar 200 hektare, dan sisanya tersebar di kawasan lain seperti di Kelurahan Saloloang Kecamatan Penajam, dan di Kecamatan Waru serta Kecamatan Babulu.
Nurlaila mengatakan bahwa sebelumnya memang pernah terjadi kebakaran di lahan gambut, namun karena kesigapan tim dan bantuan dari pihak lain, maka kebakaran lahan dapat diatasi, seperti beberapa hari yang terjadi kebakaran di lahan gambut di Saloloang yang segera dapat dipadamkan.
Dalam upaya memadamkan api, lanjut ia, pihaknya melibatkan banyak pihak antara lain TNI, Polri, Satpol-PP, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, kelurahan/desa, relawan, bahkan masyarakat setempat pun turut membantu.
Sedangkan untuk kesiapsiagaan, menurut Nurlaila, unsur gabungan telah dibekali dengan unit pemadam. Apalagi dengan adanya Satgas Karhutla Dinas Pertanian, tentu pihaknya sangat terbantu.
Sedangkan jika ada api lebih besar, BPBD akan melibatkan Manggala Agni Daerah Operasi Paser yang di bawah naungan Kementerian LHK.
“Sebagai upaya pencegahan, kami melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga agar jangan sampai terjadi kebakaran, terutama pada lahan gambut yang memang cepat mudah meluas jika ada percikan api,” kata Nurlaila. (bp/hb)