Puluhan ekor babi di kabupaten Berau, Terserang virus Asian Swine Fever (ASF)

Foto Istimewa.

Berau, helloborneo.com – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, pastikan puluhan babi di Kampung Maluang dan Paribau, Kecamatan Gunung Tabur, positif terserang virus Asian Swine Fever (ASF) atau biasa disebut Demam Babi Afrika, yang menyebabkan kematian secara massal sejak 10 Mei 2021.

Kepala Distanak Berau, Mustakim Suharjana mengatakan, diagnosa tersebut didapat setelah pihaknya melakukan uji sampel darah dan juga organ dari babi yang mati. Uji sampel sendiri dilakukan oleh oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur dengan Balai Veteriner Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

“Dari catatan Distanak, terhitung total ada 78 ekor babi yang mati dari jumlah populasi 680,” jelasnya.

Ia mengatakan, hal ini merupakan kasus pertama yang terjadi di Berau. sebelumnya kasus ini pernah terjadi di Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Pengujian ini bisa dipastikan 100 persen benar, karena menggunakan metode PCR bukan Serologis.

“Kan dugaan awal Hoac Cholera, ternyata bukan,” katanya.

Ia melanjutkan, untuk menghentikan penularan, pihaknya mengambil langkah Stamping Out atau mengeleminasi keseluruhan ternak warga tersebut. Jika tetap disatukan, dikhawatirkan, penularan akan semakin masif.

“Karena ini kebanyakan milik pribadi, perlu ada negosiasi terlebih dulu dengan masyarakat tapi dalam perkembangannya saat minggu lalu kita periksa masih ada beberapa yang hidup,” katanya.

Lebih lanjut, langkah-langkah dari dinas itu melakukan desinfeksi dan itu juga sudah dilakukan, kandang-kandang sudah disemprot agar tidak menyebar ke populasi babi yang lain, karena penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak babi kematian cukup besar.

“Sudah kami lakukan penyemprotan ke kandang tersebut,” paparnya.

Ia mengatakan, penyebab ternak tersebut terpapar diduga karena, sistem sanitasi yang kurang baik, sehingga menyebabkan bakteri berkembang biak dan menulari ternak tersebut.

“Kerugian warga mencapai puluhan juta,” jelasnya.

Namun, Mustakim memastikan, bahwa virus tersebut tidak dapat menular ke manusia. Namun, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Mustakim meminta warga jika hendak ke kandang agar menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu bot.

“Jadi penyakit hewan menular biasa bukan kategori penyakit zoonosis atau penyakit dari hewan yang bisa menular ke manusia,” tutupnya. (/nr/sop/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.