TB Sihombing
Paser, helloborneo.com – Kabupaten Paser bersiap menghadapi Pekan Olahraga Provinsi atau Porprov Kaltim ke-VII 2022 yang bakal digelar di Kabupaten Berau.
Ketua KONI Kabupaten Paser, Totok Sumardiono saat dihubungi helloborneo.com di Paser, Minggu menegaskan agar atlet yang bakal berlaga dipastikan tidak melibatkan orang luar Kabupaten Paser.
“Saya sampaikan dan tegaskan, bahwasanya harus putra-putri daerah asli Paser yang berlaga di Porprov,” tegasnya lagi.
Menuju Porprov Kaltim lanjut ia, tidak bakal mudah, khususnya mengenai biaya karena belum diketahui berapa pagu anggaran yang bakal digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten Paser.
Berkaca pada pengalaman Porprov Kaltim ke-VI 2018 di Kabupate n Kutai Timur, kontingen Bumi Daya Taka (sebutan Kabupaten Paser) mengirimkan 30 cabor dengan anggaran hanya Rp2 miliar.
“Pengalaman di Kutim bahasanya berdarah-darah dengan dana Rp2 miliar membiayai 507 orang selama 15 hari, mulai TC (training center), hotel, akomodasi, uang saku dan lain-lain. Itu jauh dari kata cukup,” ungkap Totok Sumardiono.
KONI Kabupaten Berau juga belum bisa pastikan apakah kembali mengirimkan 30 cabor pada ajang Porprov yang sarat gengsi dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur tersebut jelasnya, seadanya atau tidak sama sekali, semua itu kembali melihat anggaran.
Kemampuan fiskal Kabupaten Paser pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni 2022 diproyeksi Rp2,7 triliun, dan diharapkan setidaknya ada satu persen untuk menuju Porprov Kaltim di Kabupaten Berau.
“Kalau anggarannya tidak mencukupi, apakah nanti kami tetap ikut atau mundur. Jika mundur bukan KONI yang malu, tapi pemerintah kabupaten,” kata dia.
Menurut Totok Sumardiono, olahraga tanpa adanya dukungan anggaran tidak bakal maksimal. Hal itu tertuang dalam pasal 69 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005. Pendanaan keolahragaan menjadi tanggungjawab antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Sehingga wajib mengalokasikan melalui APBD.
“Olahraga tanpa anggaran, sama dengan mengukir di kayu jabuk. Dalam pasal itu wajib membiayai olahraga prestasi, cuma angkanya tidak disebutkan. Kami berusaha minta satu persen,” tandas Totok.
KONI Paser maupun secara umum Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser patut berbangga. Mengingat pada perhelatan PON XX di Papua beberapa waktu lalu, 16 dari 17 atlet yang dikirimkan dan tergabung dalam kontingen Provinsi Kaltim diantaranya berhasil meraih medali.
Mulai perunggu, perak hingga emas. Diantaranya dari cabang olahraga gulat, muaythai, dayung dan bola tangan. Dengan demikian sudah sepatutnya setiap perhelatan olahraga nantinya memakai atlet kelahiran Kabupaten Paser.
“Ini apresiasi kami untuk atlet olahraga. Perlu Saya sampaikan bahwa semuanya (perwakilan Paser untuk Kaltim) anak daerah asli daerah Paser,” katanya. (bp/tan)