Kepala Dinkes Berau Khawatirkan Peningkatan COVID-19 Jelang Nataru

Nita Rahayu

Kadinkes Kabupaten Berau, Iswahyudi. (Ist)
Kadinkes Kabupaten Berau, Iswahyudi. (Ist)

Berau, helloborneo.com – Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Berau, Iswahyudi mengkhawatirkan peningkatan COVID-19 menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2021, ditakutkan masyarakat akan lengah dengan protokol kesehatan.

“perayaan Nataru biasanya selalu dipadati oleh masyarakat. dan saat ini Covid-19 belum 100 persen hilang,” ujar Iswahyudi ketika dihubungi helloborneo.com di Berau, Minggu.

Kendati dari Bumi Batiwakkal (sebutan Kabupaten Berau) didominasi oleh zona kuning dan hijau lanjut ia, namun tidak menutup kemungkinan kasus akan kembali meledak.

“Khawatir itu pasti. Kami antisipasi jangan sampai ada lagi kasus meledak di Kabupaten Berau,” tegasnya.

Gelombang ketiga COVID-19 sulit untuk diprediksi tambahnya, terlebih varian delta sudah pernah masuk ke wilayah Berau dengan gejala yang parah. Bahkan angka kematian akibat varian tersebut cukup besar, hampir setiap hari merilis angka kematian akibat COVID-19.

“Di sini peran masyarakat sangat besar, kesadaran diri untuk menjaga diri dan terapkan protokol kesehatan sangat penting,” ucapnya.

Diprediksi bakal menghadapi gelombang COVID-19 ketiga pada akhir 2021 kata Iswahyudi, potensi gelombang COVID-19 kemungkinan terjadi setelah libur panjang Natal dan tahun baru, masyarakat diimbau untuk bersiap dan melakukan upaya pencegahan sejak dini.

“Pencegahan sejak dini sebaiknya dilakukan oleh Satgas COVID-19 baik di tingkat kabupaten, kecamatan hingga RT (rukun tetangga),” jelasnya.

Kendati demikian persiapan untuk menghadapi gelombang ketiga COVID-19, tidak hanya dari kesiapan sarana. Tetapi harus ada sistem penguatan yang harus ditekankan pada bagian hulu, salah satunya adalah protokol kesehatan.

Masyarakat wajib dan harus belajar dari gelombang kedua COVID-19 yang terjadi pada Juli 2021. Selain itu, persiapan dari pihak Dinkes sendiri yakni, mensiagakan personil kesehatan, dan juga peralatan medis lainnya, apabila kembali terjadi lonjakan. 

Dan tidak menutup kemungkinan, Rumah Sakit Darurat (RSD) Cantika Swara akan kembali dibuka, jika memang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, sudah tidak bisa menampung pasien lagi.

“Tidak ada jaminan, seseorang yang sudah pernah kena, tidak terpapar lagi,” katanya.

Terkait dengan yang telah divaksin, Iswahyudi mengatakan, seseorang yang telah divaksin memang memiliki kekebalan imun. Namun tetap bisa terpapar, meskipun tidak separah yang belum dilakukan vaksinasi.

Ia berharap, pada saat libur Nataru, pengelola tempat wisata, bisa membatasi jumlah pengunjung yang datang. Dikhawatirkan, karena ramainya kunjungan, sehingga pemeriksaan sulit untuk dilakukan. Dan akhirnya, masyarakat lokal yang menjadi korban.

“Tentu berdampak kepada perekonomian lagi, jika sampai terjadi klaster lokal. Dan otomatis, lokasi itu akan ditutup sementara,” ucapnya. (bp/tan)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.