Tun MZ
Jakarta, helloborneo.com – Wakil Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan harapannya agar pemerintah dapat memperpanjang kebijakan terhadap pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas setiap transaksi perumahan.
“Pemberian insentif diberikan sampai rumah tipe tertentu terutama rumah sederhana,” ujar Nixon LP Napitupulu dalam keterangan pers tertulis yang diterima helloborneo.com.
Harapan tersebut disampaikan pada kegiatan webinar dengan tema “Perumahan Rakyat Solusi Bagi Tantangan Sosial dan Perlambatan Ekonomi Pasca Pandemi”, Kamis.
Webinar Bank Tabungan Negara (BTN) tersebut dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom serta siaran langsung melalui saluran Youtube Bank BTN dan Persatuan Insinyur Indonesia.
“Kami berharap agar pemerintah akan memperpanjang kebijakan terutama pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai atau PPN kepada transaksi perumahan sampai dengan tipe-tipe tertentu terutama rumah sederhana,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan kedepannya agar diberikan keringanan yang sama bagi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta proses penyelesaian dokumen perumahan, kareana sangat penting untuk mendorong tumbuhnya transaksi jual beli rumah bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Kemudian kedepannya juga kami berharap akan ada keringanan yang sama bagi BPHTB atau proses-proses penyelesaian dokumen perumahan. Karena itu penting sekali untuk mendorong tumbuhnya transaksi jual beli rumah bagi masyarakat yang membutuhkan rumah saat ini,” kata dia.
Pengisi acara tersebut yaitu Dr. Khalawi Abdul Hamid MSc. MM (Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR RI) sebagai keynote speaker, Dr. Ir. Heru Dewanto, ST., M.Sc (Eng), IPU., ASEAN Eng (Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia) dan Haru Koesmahargyo (Direktur Utama Bank BTN) sebagai Opening Speech.
Narasumber kegiatan diisi oleh Ir. Dandung Sri Harninto (Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia), Harry Endang Kawidjaja (Ketua Umum DPP Himperra), Nofry Rony Poetra (Direktur Finance, Planning & Treasury Bank BTN) dan Wijayanto Samirin (Ekonom Universitas Paramadina). (bp/tan)