N Rahayu
Berau, helloborneo.com – Menteri Kelautan dan Perikanan menetapkan Pulau Maratua dan Pulau Sambit sebagai kawasan pengembangan strategis ekonomi biru.
Menaggapi hal itu, Kepala Dinas Perikanan Berau, Tentram Rahayu mengatakan program tersebut difungsikan sebagai mitigasi bencana dan menjadi sumber pendapatan langsung maupun tidak langsung masyarakat sekitar pulau tersebut
Ia menjelaskan, ekonomi biru merupakan bentuk usaha pembangunan daerah berbasis kelautan. Sehingga perlu membangun kesadaran bersama mengawali pembangunan daerah mengutamakan potensi kelautan terutama bagi daerah kepulauan dan pesisir seperti Bumi Batiwakkal.
“Pemerintah sendiri juga mendukung pengembangan daya tarik Maratua sebagai Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT),” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah, melalui Dinas Perikanan bekerjasama dengan yayasan konservasi, pberencana melakukan kajian budidaya karang hias sebagai salah satu sumber alternatif mata pencarian masyarakat pesisir dengan bermitra bersama masyarakat pembudidaya karang hias Bali dan Banyuwangi.
“Untuk teknis kami masih meminta pendapat dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sesuai daya dukung dan daya tampung karang hias di Pulau Maratua,” imbuhnya.
Pengelolaan kawasan mangrove di Maratua juga menjadi perhatian tersendiri, terlebih dengan terbitnya Perda Kabupaten Berau nomor 5 tahun 2020 tentang Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Area Penggunaan Lain (APL).
Menurutnya walaupun secara ruang lingkup Maratua tidak masuk dalam kegiatan tersebut, tetapi diharapkan menjadi model pengelolaan pengambil kebijakan Maratua.
Ia melanjutkan, ekonomi biru mendorong pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan produksi perikanan baik perikanan budidaya, olahan dan perikanan tangkap secara terintegrasi dimana diharapkan terjadi kenaikan ekonomi yg cukup baik bagi masyarakat pesisir. Sehingga kegiatan illegal fishing yang selama ini ditenggarai oleh faktor ekonomi dapat ditekan seminimal mungkin.
“Banyak sekali kemudahan yang akan diberikan bagi nelayan, diantaranya adalah pemberian bantuan peralatan dan sertifikat lahan budidaya,” ucapnya.
Ia menambahkan, ekonomi biru diharapkan menciptakan destinasi wisata berbasis wisata bahari dan budaya dalam penguatan ekonomi lokal dengan bermitra dengan swasta dan pemerintah kampung dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), penguatan kelembagaan dan jejaring wisata. “Intinya pariwisata itu membutuhkan kelestarian, makanya harus ramah lingkungan,” tutupnya. (tan)