Urgensi Posko Kesehatan dan Pemulihan Trauma Bencana

Tun MZ

Sejumlah anak bermain bersama, salah satu upaya pemulihan trauma pasca bencana (foto Petrus Riski-VOA).
Sejumlah anak bermain bersama, salah satu upaya pemulihan trauma pasca bencana (foto Petrus Riski-VOA).

Batu, helloborneo.com – Seratus lebih warga Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, memenuhi pendopo dusun, yang terletak tidak jauh dari lokasi bencana banjir bandang 4 November lalu. Sejak pagi warga berkumpul untuk memeriksakan kondisi kesehatan dirinya, pasca terjadinya bencana. Tarkip, salah seorang warga Desa Bulukerto, mengaku linu-linu di bagian tangannya, dan memerlukan obat dari dokter.

“Linu, ini di lengan sini, kecapekan mungkin. Kadang sakit kadang tidak. Ya alhamdulillah saya mencari ya adanya posko-posko ini, semua warga saya beritahu ada posko pengobatan gratis, bisa membantu dan tidak usah mengeluarkan biaya,” ujar Tarkip.

Tidak sampai tiga jam, seluruh warga yang memeriksakan diri di posko kesehatan itu selesai ditangani. Ada enam dokter dan enam perawat, yang khusus datang dari Surabaya untuk membantu memeriksa kesehatan warga. Warga yang selesai diperiksa pulang sambil membawa segebok obat-obatan serta vitamin, makanan ringan, serta mainan bagi anak atau cucu mereka.

Dokter Eko Nur Sucahyo, bersama tim dokter yang tergabung dalam Keluarga Besar Airlangga (Kalingga), berharap kehadiran mereka sedikit membantu meringankan beban warga yang sakit maupun trauma akibat bencana banjir bandang. Menurut Dokter Eko yang juga Ketua Kalingga, mengatakan kebanyakan warga datang ke posko kesehatan yang didirikan ALIT Indonesia dan Kalingga ini, mengeluhkan sakit di persendian atau pegal linu, batuk pilek, serta kecapekan.

“Kebanyakan sih penyakit-penyakit yang banyak diderita masyarakat, jadi seperti pegal linu, batuk pilek, panas, mungkin capek karena traumanya itu ya. Takut dan lain sebagainya kan bisa manifest ke capek-capek dan sebagainya itu,” tuturnya.

Posko Kesehatan & Psikososial Percepat Pemulihan

Koordinator Arek Lintang (ALIT) Indonesia, Batu, Hidayat, mengatakan didirikannya posko kesehatan dan psikososial di lokasi bencana banjir bandang ini, untuk memberikan layanan kesehatan bagi warga yang menjadi korban langsung maupun yang mengalami trauma.

“Masih kurangnya posko-posko kesehatan. Ya memang dari Dinas Kesehatan sudah membuat empat titik posko, tetapi dari beberapa keluhan masyarakat adalah, posko itu tidak terjangkau bagi korban-korban yang di sebelah timur area kejadian. Jadi, saat warga membutuhkan check-up kesehatan maupun ingin berkonsultasi di bidang kesehatan, itu sedikit tidak bisa karena terkendala akses untuk masuk ke posko kesehatan tersebut,” terang Hidayat.

Menurut Hidayat, selain masalah kesehatan fisik, masalah trauma selalu dialami warga yang ada di lokasi bencana, karena ingatan akan kejadian bencana dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya. Untuk itu kata Hidayat, diperlukan pelayanan khusus pemulihan kondisi psikologis bagi warga di lokasi bencana.

“Trauma terhadap bencana ini saya rasa juga dirasakan bukan hanya oleh korban, tetapi menurut kami adalah seluruh warga Bulukerto sempat merasakan trauma itu, walaupun traumanya sifatnya tidak berat, tapi sampai detik ini rasa was-was, rasa ketakutan dan lain sebagainya itu masih dirasakan oleh warga,” tukas Hidayat.

Posko yang melayani masalah psikososial warga yang ada di lokasi bencana, mendapat perhatian positif warga di Desa Bulukerto. Sejak hari pertama, banyak anak yang datang untuk bermain dan belajar bersama. Mereka datang ke situ karena banyak mainan, boneka, serta relawan yang dengan senang hati menemani anak-anak bermain. Seperti yang dituturkan Dila, seorang anak dari Desa Bulukerto.

“Dapat boneka, dapat tumbler (botol air minum). Ingin bisa masuk sekolah lagi,” ucap Dila.

Seorang relawan pendampingan anak dari ALIT Indonesia, Farra Ayu, mengatakan keberadaan posko pendampingan psikososial anak sangat dirasakan manfaatnya oleh anak-anak. Ini terbukti dengan tidak pernah sepinya posko dari anak-anak yang bermain bersama.

“Banyak yang senang sih kita ke sini karena banyak yang trauma, lalu ada yang katanya tiba-tiba bermain lalu teringat, kakak aku kemarin mengaji lalu tiba-tiba banjir, kaget, pulangnya bingung. Ada juga yang sedang bermain lalu tiba-tiba banjir, jadinya kaget. Jadi mereka senang kita ke sini, terus belajar. Sampai ada yang ke sini setiap hari dan tidak ingin kita pulang, karena senang,” Farra menerangkan.

Program Manager ALIT Indonesia, Rakai Kurmavatara, mengatakan posko psikososial didukung lebih dari 30 eleman masyarakat yang membantu memberikan sumbangan berupa mainan, boneka, dan berbagai kebutuhan anak-anak. Menurut Rakai, ini semua untuk membantu mengembalikan kondisi psikologis anak yang terdampak akibat bencana.

“Adanya boneka dan mainan, paling tidak itu sangat membantu untuk recovery psycosocial di pikiran anak-anak, kekuatiran anak-anak, ketakutan anak-anak yang di sini akibat bencana ini, juga menjadi fokus kami untuk memulihkan mental-mental dari anak-anak yang mungkin sedikit trauma,” tandas Rakai. (voa/tan)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.