Desa Tapis Kabupaten Paser Targetkan Tercipta Ekonomi Kreatif

TB Sihombing

Desa Tapis bangun kawasan wisata kuliner ciptakan ekonomi kreatif (TBS)

Paser, helloborneo.com – Pemerintah Desa Tapis, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, menargetkan terciptanya ekonomi kreatif  pada tahun ini (2022) hingga setahun ke depan dengan membangun kawasan wisata kuliner di salah satu titik keramaian di desa itu.

“Kami memanfaatkan lahan desa, sepanjang 35 meter dengan lebar 25 meter, di RT 07 tidak jauh dari Kantor Desa, untuk membangun kawasan wisata kuliner,” ujar  Kepala Desa Tapis, Dody Ismanu ketika ditemui helloborneo.com di Paser. Sabtu.

Tujuan dibangunkan wisata kuliner tersebut menurut dia, sebagai pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh desa karena banyak pelaku usaha kecil nenengah di Kabupaten Paser yang merupakan warga Desa Tapis.

“Di Desa Tapis ada 71 pelaku UKM, kami sediakan wadahnya dan dukung dengan yang mampu kami lakukan serta selebihnya kami upayakan jalin kerja sama dengan pihak luar,” ujarnya.

hingga kini lanjut ia, sudah menyediakan 10 unit tenda sarnafil, hasil kerja sama Pemerintah Desa Tapis dan Bankaltimtara KC Tana Paser, serta mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp65 juta dari yang seharusnya Rp175 juta.

Tujuan penganggaran puluhan juta tersebut, ditujukan untuk pengembangan fasilitas wisata kuliner, sementara terpangkasnya anggaran yang dialokasikan hingga ratusan juta akibat penyesuaian Perpres 104 Tahun 2021 yang sempat jadi polemik.

“Kami sudah ada bantuan 10 unit sarnafil, juga anggaran Rp65 juta untuk penunjang fasilitas. Harusnya anggarannya Rp175 juta, tapi karena ada penyesuaian jadinya kami anggarkan wisata kuliner secara bertahap,” tambah tokoh aktivis sosial di Kabupaten Paser itu.

Tidak hanya mengembangkan potensi desa, pria 40 tahun berciri khas topi pet tersebut juga menargetkan, agar tujuan didirikannya wisata kuliner untu mengurangi tingkat kemacetan kendaraan akibat aktivitas jual beli masyarakat di pinggir jalan.

Mengingat, wilayah pecahan Desa Jone 10 tahun silam itu, dihuni oleh 1.219 KK dengan total 4.334 jiwa di 9 RT. Dengan terpusatnya aktivitas perdagangan di satu tempat diyakini persoalan tersebut setidaknya dapat diminimalisir.

Kendati masih jadi target, konsep pendukung lainnya juga telah dimatangkan. Nantinya kawasan tersebut juga untuk seni pertunjukan dengan melibatkan paguyuban-paguyuban seni budaya dan sanggar seni yang ada di Desa Tapis, agar suasana tetap hidup dengan melibatkan BUMDes sebagai pengelola.

“Kami kombinasikan semuanya. Melibatkan paguyuban yang ada juga, agar suasananya hidup. Selain itu BUMDes juga kami libatkan. Ini juga bagian dari tiga poin dari misi saya selama menjabat,” kata dia Dody Ismanu. (bp)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses