Paham Radikalisme Jadi Atensi Khusus Polri, Polres PPU Gandeng PCNU Kabupaten PPU

Tun MZ

Optimalisasi pencegahan intoleransi dan radikalisme guna mendukung program deradikalisasi dalam rangka terwujud kamtibmas yang kondusif. (Ist)
Optimalisasi pencegahan intoleransi dan radikalisme guna mendukung program deradikalisasi dalam rangka terwujud kamtibmas yang kondusif. (Ist)

Sepaku, helloborneo.com – Sebagai salah satu upaya pencegahan dan antisipasi paham radikal di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Polres PPU menggandeng PCNU PPU, MWC Sepaku bersama Badan Otonomnya (Ansor, Banser, Muslimat, Pagar Nusa, Fatayat dan Rijalul Ansor) mengoptimalisasi pencegahan intoleransi dan radikalisme guna mendukung program deradikalisasi dalam rangka terwujud kamtibmas yang kondusif. 

Dalam sambutannya, Plt Bupati Hamdan melalui Camat Sepaku, Risman Abdul mengatakan  kegiatan pencegahanpenting untuk mengedepankan persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat dan melaksanakan pendekatan lunak secara komprehensif dan pencegahan terkait isu teorisme, paham radikalisme, komunisme dan maraknya peredaran narkoba.

Saat ini kelompok radikal, kelompok teroris dan jaringan narkoba, sudah memiliki kemampuan melakukan propaganda pengumpulan pendanaan pengumpulan informasi, perekrutan dan penghasutan dengan menggunakan media internet dan jejaring media elektronik.

Optimalisasi pencegahan intoleransi dan radikalisme guna mendukung program deradikalisasi dalam rangka terwujud kamtibmas yang kondusif. (Ist)
Optimalisasi pencegahan intoleransi dan radikalisme guna mendukung program deradikalisasi dalam rangka terwujud kamtibmas yang kondusif. (Ist)

“Propaganda itu juga dapat dilihat dengan munculnya postingan di media yang secara aktif menyebarkan paham paham intoleran. Menghasut dan menyebarkan kebencian dan berbagai modus lainnya terkait radikalisme, terorisme dan peredaran narkoba,” ujar Risman, Selasa (22/3/2022).

Lanjut Risman, dalam upaya mencegah hal tersebut, ada tindakan komprehensif melalui pendekatan sosial dan kearifan lokal, peran aktif tokoh adat, tokoh pendidikan, tokoh agama, masyarakat, media massa dan pemuda mencegah peredaran radikalisme, serta terorisme di kehidupan sehari-hari.

Di tempat yang sama, Kapolres PPU AKBP Hendrik Hermawan melalui Kapolsek Sepaku AKP Benny Ariyanto menjelaskan radikalisme dan terosisme sangat berbahaya sehingga masyarakat harus tetap waspada.

“Mungkin di lingkungan kita, banyak tidak tahu salah satu ciri-ciri dari radikalisme dan terorisme. Apalagi, saat ini situasi pandemi peserta didik diharuskan belajar secara online, sehingga setiap hari menggunakan handphone. Jadi pengawasan ketat dari orang tua harus ditingkatkan,” ujarnya.

Sebab, saat ini penyebaran radikalisme dan terorisme banyak melalui jejaring sosial. “Jadi, saat ini mereka perekrutannya dan sosialisasinya melalui online juga. Oleh karena itu, bagi anak cucu kita harus diingatkan dan diawasi, jangan sampai kecolongan,” katanya.

Tak hanya itu, sebagai wujud kepedulian, Polres PPU memberikan bantuan pembangunam kantor MWC NU Sepaku berupa spandek sepanjang 56 meter.

Ketua PCNU Kabupaten PPU, KH Syamsul Hadi Yusuf menyampaikan bahwa radikalisme dan intoleransi merupakan paham berbahaya yang berpotensi menciderai kerukunan dan mencabik-cabik persatuan bangsa. Maka upaya membendung dan membatasi meluasnya paham radikal harus dilakukan sejak dini dan saling bersinergi.

“Bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk simpul-simpul masyarakat. Sebab, kaum radikal juga bergerak melalui simpul masyarakat,” jelasnya.

KH Syamsul Hadi Yusuf menyampaikan demi efektifitas meminimalisir dan membatasi penyebaran radikalisme dan intoleran, maka terlebih harus diidentifikasi penyebab munculnya hal tersebut. Dalam konteks ini, radikalisme terjadi karena adanya pemahaman yang salah terhadap ajaran agama dan kesalahpahaman yang disengaja. 

Cara paling efektif untuk melakukan deradikalisasi adalah dengan pendidikan dan pembinaan, yakni meluruskan pemahaman yang salah dengan pendekatan keilmuan. Posisi pendidikan sebagai ‘rumah’ deradikalisasi, maka pendidikan harus menyuguhkan konsep yang moderat, pendakatan yang lunak, terutama berkaitan dengan relasi negara dan agama,” lanjutnya. 

Deradikalisasi intinya adalah mengembalikan mereka ke jalan yang lurus. Karena, terlepas dari sikap-sikap radikal yang dilakukan, mereka adalah bagian dari kesatuan sosial. (adv/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses