ES Yulianto

Penajam, helloborneo.com – Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di PPU, Jumat (11/11). Bertempat di Hotel Ika Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut pendamping kabupaten layak anak (KLA) 2022.
Hal ini berkenaan dengan upaya untuk meningkatkan status KLA Kabupaten PPU. Sejak empat tahun terakhir, Kabupaten PPU berhasil mempertahankan predikat pratama.
Kepala Seksi Tumbuh Kembang Anak di DKP3A Provinsi Kaltim, Nova Paranoan menyampaikan, FGD ini sebagai bentuk komitmen Pemprov Kaltim dalam pendampingan gugus tugas KLA di daerah. Lewat kegiatan ini, para gugus tugas PPU diberikan arahan dalam pemenuhan hak-hak anak.
“Upaya pemenuhan itu, yang dilakukan secara berkesinambungan, dan berkelanjutan. Melalui peningkatan peran, tugas pokok dan fungsi masing-masing gugus tugas KLA,” kata Nova.
Dalam kesempatan tersebut hadir narasumber Hendra Jamal’s dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (P3A) dihadirkan. Hendra memberikan materi yang berfokus pada percepatan pemenuhan setiap indikator KLA.
Salah satunya yang dipaparkan ialah pemenuhan fondasi serta komitmen pemerintah daerah dalam membuat regulasi. Seperti Perda KLA yang menjadi urusan wajib.
“Ada 6 sub urusan wajib, dari kualitas hidup perempuan, perlindungan perempuan, kualitas keluarga, data gender, pemenuhan hak anak, perlindungan khusus anak,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Hendra, kunci setelahnya ialah pelaksanaan dari regulasi KLA tersebut. Yaitu menjalankan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak. “Semua itu, harus dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten PPU, Chairur Rozikin mengungkapkan, Kabupaten PPU sudah beberapa kali meraih penilaian dalam evaluasi KLA. Hingga kini, Kabupaten PPU berhasil meraih predikat pratama dengan raihan nilai 500-600.
Prestasi itu bahkan berhasil dipertahankan hingga empat tahun berturut-turut sejak 2017. Sementara untuk dapat meraih predikat di atasnya yakni madya, diperlukan nilai 601-700. Kemudian nindya dengan nilai 701-800 serta predikat utama membutuhkan nilai 801-900.
“Kami berkeyakinan dalam penilaian yang akan datang, naik 1 tingkat dari pratama, menjadi madya, bahkan bisa naik menjadi nindya. Namun hal itu membutuhkan dukungan berbagai sektor. Tentu komitmen kita bersama, dari berbagai koordinator klaster di Kabupaten PPU,” tutupnya. (log)