ES Yulianto
Penajam, helloborneo.com – Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kamis (24/22) lalu menyumbang medali emas pertama untuk Kabupaten (PPU), di ajang kejuaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Timur ke VII di Kabupaten Berau.
Dari 8 atlet yang diboyong ke Kabupaten Berau, menghasilkan 2 medali emas, 1 medali perak dan 3 medali perunggu. Untuk medali emas diperjuangkan oleh Petinju Putra atas nama Adrian kelas 63.5 kilogram, dan Putri Odor Kasih Pasaribu kelas 63 kilogram.
Pelatih di Pertina Kabupaten PPU, Wasis menceritakan secara singkat jalannya pertandingan emas dari Odor Kasih Pasaribu, bahwa terjadi persaingan secara ketat melawan atlet asal Bontang di Final Putri kelas 63 kilogram.
“Walaupun ketat sekali lawannya dari Bontang. 3 ronde terjadi jual beli pukulan memang kuat juga musuhnya, tapi kita bisa menang mutlak meski ada perlawanan,” kata Wasis.
Untuk emas kedua oleh Adrian, di kelas 63.5 kilogram, Wasis mengatakan bersama musuh difinalnya adalah sesame altet senior. Namun dari hasil pertemuan 3 kali terakhir di ring, atlet Kabupaten PPU menang 2 kali dan 1 kali kalah.
“Yang kedua Adrian juga artinya sama-sama senior, 3 kali pernah ketemu Adrian, 2 kali menang sekali kalah, ini yg ke 3 menang,” jelasnya.
Diluar daripada Porprov Kaltim ke VII ini, waktu TC dibuat lebih singkat, namun karena dalam pertarungan ini telah diprediksi akan terjadi persaingan yang sangat ketat. Maka TC digelar 1 bulan sebelum pertandingan dimulai.
“1 bulan sebelumnya kita TC kan anak anak. Karena saya persaingan ini sangat ketat, memang terbukti. Kalau kita kurang persiapan pasti sudah terbantai semua,” terang Wasis.
Hanya mendapatkan 2 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu, menurut Wasis telah memenuhi target Pertina Kabupaten berjuluk Benuo Taka. Hal ini juga menyesuaikan dengan fasilitas, sarana dan prasana yang tersedia di Kabupaten PPU.
Tanpa dibantu oleh Pemerintah Daerah dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten PPU, Pertina menggelar Training Center (TC) atlet secara mandiri.
“Pertama memang dari persiapan kita minim, kita di Kabupaten PPU pendanaan antara berangkat dan tidak berangkat. Kemarin TC tidak dibiayai, kita dengan kekuatan sendiri di Kabupaten PPU berusaha sendiri untuk mempersiapkan diri,” jelasnya. (log)