Tun MZ
Samarinda, helloborneo.com – Kurang lebih belasan tahun silam di kota Beriman, sosok remaja perempuan berkumpul bersama anak-anak sepantarannya. Tak hanya bersenda gurau, ia pun bermain peran sebagai seorang Guru dihadapan beberapa pasang mata yang antusias. Binar matanya memancarkan kebahagiaan, karena dapat menyalurkan secercah cahaya wawasan pengetahuan dalam kebersamaan.
Rekam memori itu masih terpatri dalam benak Tri Octafiany, dara 26 tahun asal Balikpapan yang merupakan Puteri Pendidikan Kalimantan Timur saat ini. Octa, sapaan akrabnya menggambarkan dirinya yang sejak duduk di bangku sekolah, telah aktif dan kerap bermain serta mengajarkan ilmu pengetahuan bagi anak-anak di lingkungannya.
“Ingatan itu masih membekas hingga sekarang. Dikala itu pulalah hati saya tergerak, Pendidikan itu penting. Pendidikan itu dasar dari semua hal dalam kehidupan. Sebagian orang mungkin beruntung dapat mengenyam Pendidikan, sebagiannya lagi tidak. Meski begitu, kita tidak boleh kehilangan harapan, ada banyak cara untuk memperoleh pengetahuan,” ungkap Octa saat bertukar cerita dengan Tim Liputan Diskominfo Kaltim.
Awal bercerita Octa remaja jadi spirit perjalanan hidup hingga terpilihnya gadis lulusan Universitas Pancasila ini menjadi Puteri Pendidikan Kalimantan Timur pada bulan Juli silam. Bak anak tangga, secara perlahan, langkah demi langkah, Octa wujudkan asa nya di dunia Pendidikan melalui amanah yang dipercayakan kepadanya.
Dirinya juga mengungkapkan rasa bangganya bisa menjadi bagian dari agen pendidikan untuk Kaltim. Baginya, ketika kita berusaha dan bekerja dengan tulus, serta meniatkan segala sesuatu yang juga memiliki dampak bagi hidup orang lain pasti akan selalu ada jalan.
Berbagai kegiatan dan program kerja mulai ia kerjakan dengan rekan sesama Duta Pendidikan, bersama dengan Dinas dan Stakeholder terkait. Mulai dari sosialisasi dan edukasi bagi generasi muda di Odah Etam, hingga kolaborasi dengan banyak pihak. Semua dengan satu visi yakni memajukan pendidikan di Kaltim, yang juga menjadi daerah dengan sejarah baru yang akan segera ditorehkan yakni tempat lahirnya Ibu Kota Negara, Nusantara.
Oleh karena itu, ketika berbicara mengenai Pendidikan di Kaltim, Octa amat sangat antusias. Bahkan, menurutnya di era saat ini kita tidak boleh hanya berpikir inovasi pendidikan apa yang ingin diciptakan, melainkan apa dengan siapa dan sejauh mana serta berapa lama inovasi itu bisa eksis dan bertahan hingga dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
“Itulah mengapa, dengan berbagai kemudahan yang diciptakan pada era teknologi informasi saat ini, kita tidak hanya harus terliterasi akan penggunaannya. Tapi juga harus dapat memaksimalkannya secara positif dengan sebaik mungkin,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Ia pun kini aktif berkontribusi dalam berbagai aktivitas yang terjun langsung di masyarakat. Octa juga kerap membagikan aktivitasnya dimedia sosial untuk dapat menjangkau lebih banyak khalayak dan menginspirasi banyak pihak khususnya anak muda. Baginya, meski sederhana namun ia berharap mampu memantik semangat menomorsatukan pendidikan dalam kehidupan untuk generasi selanjutnya.
“Mulai dari hal kecil, yuk sebarkan kepada orang-orang melalui kanal media dengan konsisten akan kontribusi kita dalam kehidupan, terutama untuk pendidikan. Langkah kecil yang kalau kita sungguh-sungguh kedepannya pasti akan jadi kebermanfaatan,” imbaunya seraya mengajak.
Octa jadi contoh bahwa bermimpi itu tidak salah. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita gigih berusaha. Selalu ada harapan bagi mereka yang ingin mencoba. Dalam hidup ini kita semua berhak untuk bermimpi dan menjaga mimpi tersebut sampai menjadi kenyataan. (kmf/log)