Pembuat Roti Prancis Gunakan Kayu Bakar untuk Atasi Kenaikan Biaya Energi

Pembuat roti Prancis Franck Burgaud mengeluarkan nampan roti dari oven berbahan bakar kayu di toko roti "Au veritable four a bois" di Challans, Prancis, 5 Januari 2023. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
Pembuat roti Prancis Franck Burgaud mengeluarkan nampan roti dari oven berbahan bakar kayu di toko roti “Au veritable four a bois” di Challans, Prancis, 5 Januari 2023. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)

Paris, helloborneo.com – Pembuatan roti tradisional dengan menggunakan kayu bakar membantu seorang pembuat roti Prancis mengatasi biaya energi yang melonjak. 

Franck Burgaud, pemilik satu-satunya toko roti yang menggunakan bahan bakar kayu di Kota Challans, di bagian barat Prancis, tidak mengantisipasi keadaan seperti sekarang ini saat membuka toko rotinya 23 tahun lalu.

“Kami memilih untuk membakar roti secara tradisional karena keasliannya. Ini adalah soal kembali ke cara pembuatan dasar dan membuat roti sebaik mungkin,” katanya.

Berkat pilihannya untuk menggunakan kayu bakar, Franck yang bekerja bersama istri dan anak perempuannya, dapat menghemat banyak dari biaya tagihan listrik.

Sementara banyak koleganya oleng di ambang kehancuran finansial. Burgaud mengatakan, biaya kayu bakar hanya naik sekitar tiga hingga lima persen sejak tahun lalu.

“Biaya pembuatan roti sehari dengan menggunakan kayu bakar adalah sekitar $21 hingga $26 . Jadi biaya ini tetap lebih murah dibandingkan dengan biaya listrik. Harga kayu bakar naik sekitar tiga persen hingga maksimal lima persen tahun lalu. Ini bahkan tidak berbeda jauh dari harga listrik dan jika mati lampu, oven kayu bakar akan selalu berfungsi,” katanya kepada Reuters.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mendesak pemasok listrik untuk melakukan lebih banyak dalam membantu bisnis skala sedang dan kecil mengatasi kenaikan biaya listrik.

Ia menambahkan, negara akan mengirimkan surat kepada 33 ribu pembuat roti yang akan merinci bantuan yang bisa diharapkan oleh mereka pada masa sekarang dan pada masa mendatang. Ia juga mengumumkan bahwa kontrak listrik bagi toko roti akan ditinjau kasus per kasus tergantung situasi masing-masing pembuat roti.

Walau bahan bakar yang digunakannya telah membantunya dari biaya tagihan yang signifikan, Franck Burgaud masih merasakan dampak dari perang di Ukraina terhadap bisnisnya.

“Harga barang-barang telah naik hingga 100 %. Harga telur telah naik hampir dua kali lipat, harga mentega naik hingga 50% dan harga tepung juga telah naik banyak. Kami berada di dalam ketidakpastian dalam jangka panjang. Ini benar-benar mengkhawatirkan,” katanya. (log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.