Ramadan, Impor Kurma ke Indonesia Alami Peningkatan 25,77 Persen

Seorang pria Palestina memanen kurma dari pohon palem di tengah pembatasan penyakit coronavirus (COVID-19), di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah 5 Oktober 2020. REUTERS/Mohammed Salem
Seorang pria Palestina memanen kurma. REUTERS/Mohammed Salem

Jakarta, helloborneo.com – Nilai impor kurma pada Februari 2024 capai US$17,18 juta atau mengalami peningkatan sebesar US$3,52 juta (25,77 persen) apabila dibandingkan Januari 2024 sebesar US$13,66 juta.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers pada Kamis (15/3/2024) mengatakan sebagian besar impor kurma jelang Ramadan berasal dari Tunisia dan Mesir yaitu sekitar 58 persen periode Januari-Februari 2024.

“Impor kurma dari negara asal utama periode Januari-Februari 2024 yaitu Tunisia US$9,15 miliar (29,66 persen), Mesir US$8,74 miliar (28,35 persen), Iran US$2,87 miliar (9,30 persen), Arab Saudi US$2,66 miliar (8,61 persen), dan lainnya US$7,42 miliar (24,07 persen),” kata Winny.

Lanjutnya, pada Januari 2024 volume impor kurma sebanyak 7,43 ribu ton, sedangkan pada Februari 2024 mencapai 11,24 ribu ton. Volume impor kurma pada Februari 2024 mengalami peningkatan sebesar 3,81 ribu ton atau 51,28 persen secara month to month. (ip/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.