Bagus Purwa

Penajam, helloborneo.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melakukan diskusi bersama tokoh adat Provinsi Kalimantan Timur sebagai langkah penyusunan rencana induk (renduk) pemajuan kebudayaan Kota Nusantara, ibu kita negara masa depan Indonesia.
Diskusi menyangkut penyusunan renduk pemajuan kebudayaan lakukan bersama dengan tokoh adat dan pelaku budaya di Kaltim, jelas.Direktur Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif OIKN Muhsin Palinrungi di Penajam, dan sejumlah pakar kebudayaan.
Diharapkan Kabupaten Penanam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara dapat memberikan pokok pikiran mengenai kemajuan budaya di ibu kota negara baru Indonesia, sehingga ke depan berkembang kebudayaan di Nusantara.
Kebudayaan lokal dapat mengambil bagian dan tampil berpatisipasi di ajang peringatan hari kemerdekaan pada tahun ini (2024), menurut dia merupakan cikal bakal perdana mengenalkan kearifan lokal di Nusantara.
“Kebudayaan lokal bisa dikombinasikan dengan budaya nasional, sehingga dapat wujudkan Kota Nusantara sebagai kota dunia yang layak huni,” tambahnya.
Penyusunan renduk pemajuan kebudayaan bisa dijadikan sebagai pedoman OIKN untuk penyusunan program untuk mengembangkan kebudayaan, serta sebagai strategi yang disusun dalam kebijakan kebudayaan di Kota Nusantara.
“Kami telah lakukan riset difokuskan identitas kebudayaan dan peradaban Nusantara, dan riset cukup kaya ada cerita preservasi budaya Sepaku, tambah perwakilan bidang rumpun Ilmu Arkeologi Bahasa dan Sastra Sastri Sunastri.
Cerita suku Dayak, Balik dan Paser Balik itu menggambarkan identitas masyarakat, serta ditemukan pula beberapa cerita seperti asal usul dan perkawinan.
Penelitian dilakukan mengenai vitalitas dan mempertahankan bahasa dusun di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.
“Upaya penguatan identitas bangsa di Kota Nusantara yang ditemukan bahwa status bahas dusun terancam punah,” ujar Sastri Sunastri.
Penelitian yang dilakukan menggunakan cara menganalisis teks dengan cara
komputerisasi, ditemukan beberapa nama suka dan wilayah, Sert toponimi desa atau dusun berbasis pendekatan linguistik dan tradisi lisan. (log)