Mudyat Noor Gelar Dialog Terbuka di Kelurahan Penajam, Bahas Lapangan Kerja dan Infrastruktur

Edy Suratman Yulianto

Mudyat Noor Gelar Dialog Terbuka di Kelurahan Penajam. (Ist)
Mudyat Noor Gelar Dialog Terbuka di Kelurahan Penajam. (Ist)

Penajam, helloborneo.com – Calon Bupati Penajam Paser Utara (PPU) dari Koalisi Mudyat-WIN, Mudyat Noor, menggelar diskusi dan dialog terbuka bersama warga Kelurahan Penajam, khususnya di wilayah Kayu Api, pada Senin (7/10/2024) lalu.

Mudyat Noor menegaskan bahwa masalah minimnya kesempatan kerja dan kondisi infrastruktur yang belum memadai menjadi tantangan besar yang dihadapi warga PPU saat ini. Terutama dengan kehadiran pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dipandang membawa potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.

“Sebenarnya, aspirasi utama yang diinginkan warga adalah terkait lapangan pekerjaan dan infrastruktur,” ungkap Mudyat Noor.

Ia menilai, kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia menjadi salah satu keluhan utama, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah dengan infrastruktur yang belum berkembang.

Sebagai solusi, Mudyat berkomitmen untuk mendorong perusahaan-perusahaan yang beroperasi di PPU agar lebih banyak menyerap tenaga kerja lokal. Menurutnya, masih banyak potensi yang dapat dikembangkan di PPU, terutama dengan adanya pembangunan IKN yang diharapkan mampu menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

“Kita berharap, ke depannya, seluruh perusahaan yang ada di PPU membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Masih banyak potensi di PPU yang bisa kita kembangkan, apalagi dengan hadirnya IKN,” tegas Mudyat.

Namun demikian, Mudyat menekankan bahwa selain menggantungkan harapan pada perusahaan, pemerintah juga harus berperan aktif sebagai fasilitator antara perusahaan dan masyarakat. Pemerintah diharapkan dapat mendorong kebijakan yang memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal.

“Kita berharap pemerintah bisa menjadi fasilitator yang baik untuk masyarakat. Kebijakan yang mengatur agar mayoritas pekerja di perusahaan yang beroperasi di PPU berasal dari masyarakat lokal harus menjadi prioritas,” jelasnya.

Mudyat Noor juga menyinggung pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat PPU agar mereka lebih siap bersaing di dunia kerja. Ia menolak anggapan bahwa masyarakat PPU kurang memiliki keterampilan atau kemampuan yang memadai.

Oleh karena itu, salah satu program yang akan diusungnya adalah memberikan pelatihan dan pendidikan keterampilan kepada masyarakat lokal.

“Kita akan mempersiapkan tenaga kerja lokal agar memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih baik. Kita tidak ingin ada perusahaan yang meremehkan kemampuan masyarakat PPU,” tambah Mudyat.

Selain isu lapangan kerja, warga juga mengeluhkan kondisi infrastruktur yang minim, terutama terkait akses jalan dan fasilitas umum lainnya. Warga di Kayu Api berharap agar perbaikan infrastruktur menjadi prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menanggapi hal ini, Mudyat mengakui bahwa pembangunan infrastruktur memang harus menjadi perhatian utama. Dengan infrastruktur yang lebih baik, akses masyarakat terhadap berbagai layanan dan peluang ekonomi akan meningkat, yang pada akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan.

“Perbaikan infrastruktur adalah prioritas kita, terutama di wilayah-wilayah yang masih terisolasi. Infrastruktur yang baik akan menjadi fondasi bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat PPU,” pungkas Mudyat. (log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.