Edy Suratman Yulianto

Penajam, helloborneo.com – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memiliki potensi besar dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bisa menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
Namun, hingga kini, pengembangan UMKM di PPU masih menghadapi sejumlah kendala yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah. Beberapa masalah utama yang dihadapi UMKM meliputi keterbatasan bahan baku, pengemasan produk, dan pemasaran yang belum optimal.
Hariyono, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten PPU, menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi pelaku UMKM.
“Banyak UMKM kesulitan mendapatkan bahan baku dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik. Ini sangat mempengaruhi produksi dan daya saing produk mereka,” ungkap Hariyono.
Tidak hanya bahan baku, pengemasan produk juga menjadi isu yang mendesak untuk diperbaiki. Pengemasan yang kurang menarik membuat produk-produk UMKM sulit bersaing, terutama di pasar yang lebih luas seperti luar daerah dan nasional.
“Pengemasan adalah salah satu faktor penting dalam menarik minat konsumen. Tanpa pengemasan yang baik, produk UMKM kita sulit untuk bersaing, bahkan di pasar lokal sekalipun,” tambahnya.
Untuk itu, Hariyono mendorong pemerintah daerah untuk menyediakan pelatihan dan dukungan teknis bagi pelaku UMKM, khususnya dalam hal inovasi pengemasan. Ia menekankan bahwa pemerintah bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait atau perusahaan besar yang memiliki pengalaman dalam hal ini.
“Diperlukan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta untuk memperkuat daya saing UMKM melalui pelatihan pengemasan yang kreatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar,” tuturnya.
Selain itu, aspek pemasaran juga menjadi tantangan besar bagi UMKM di PPU. Banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang masih bergantung pada cara pemasaran konvensional dan belum memanfaatkan teknologi digital. Padahal, pemasaran digital melalui platform e-commerce dan media sosial telah terbukti menjadi sarana yang efektif untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.
“Pemerintah harus aktif memfasilitasi pelaku UMKM untuk masuk ke dunia digital. Dengan pemasaran online, mereka bisa menjangkau konsumen dari luar PPU, bahkan luar negeri,” kata Hariyono.
Hariyono menambahkan, pemerintah perlu melakukan pendampingan berkelanjutan agar UMKM dapat terus tumbuh dan berkembang. Ia menekankan pentingnya program-program bantuan yang tepat sasaran, baik dalam bentuk bantuan modal, pelatihan, maupun akses kepada pasar yang lebih luas.
“Tidak cukup hanya memberikan bantuan modal, tapi juga harus ada pendampingan yang berkelanjutan agar UMKM kita bisa lebih mandiri dan berkembang,” pungkasnya. (adv/log)