Edy Suratman Yulianto

Penajam, helloborneo.com – Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi pelopor dalam menjalankan gerakan “Bela-Beli Produk Lokal” dengan skema pembelian rutin beras hasil panen petani lokal. Program ini sudah berjalan selama enam bulan terakhir dan terbukti memberi dampak positif, baik bagi petani maupun pengendalian harga pangan di daerah.
Kepala Dinas KUKM Perindag Kabupaten PPU, Margono Hadi, menjelaskan bahwa program ini dimulai sejak November 2024 sebagai bentuk keprihatinan terhadap menurunnya permintaan pasar atas beras lokal.
“Waktu itu kita alami deflasi, beras kita tidak laku, petani mengeluh. Dari situ saya mulai gerakkan staf untuk beli rutin tiap bulan,” ujarnya.
Ia menyebutkan, setiap pegawai di dinasnya diwajibkan membeli minimal lima kilogram beras lokal setiap bulan. Pengadaan difasilitasi oleh core free unit internal dinas, yang berfungsi menunjuk vendor dan menjamin kualitas beras.
“Vendor-nya bisa berganti-ganti, yang penting berasnya dari petani lokal. Pernah dari Tanjung, Cebu, sampai Labangka Barat,” ungkapnya.
Hingga kini, program tersebut mampu menyerap sekitar lima kuintal beras per bulan hanya dari satu dinas. Jika seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut menjalankan gerakan ini, Margono meyakini efeknya bisa sangat signifikan terhadap stabilitas ekonomi lokal.
“Satu dinas bisa lima kuintal, bayangkan kalau semua OPD ikut. Dampaknya luar biasa,” katanya.
Beras lokal yang dibeli ada yang sudah dikemas dan ada yang masih mentah. Kualitas dan jenisnya bervariasi, disesuaikan dengan selera. Namun, Margono menekankan bahwa tantangan utama bukan pada ketersediaan, melainkan pada konsistensi dukungan dari instansi lain.
“Sudah ada edaran bupati sejak dulu, tapi belum dijalankan serius. Kita berharap OPD lain segera ikut,” ucapnya.
Dari evaluasi selama enam bulan, Margono menilai pasokan beras dari petani lokal masih aman. Vendor lokal juga dinilai mampu memenuhi permintaan dalam jumlah besar setiap bulannya.
“Selama ini aman. Yang penting kita bantu serap hasil petani, supaya mereka tidak terjebak harga rendah,” tegasnya.
Program ini, menurut Kepala Dinas KUKM Perindag Kabupaten PPU, tidak hanya soal konsumsi, tapi juga langkah konkret mengendalikan inflasi dan memberdayakan ekonomi daerah.
“Kita ini pemerintah, masa petani menjerit kita diam saja. Ini bentuk keberpihakan nyata,” imbuhnya.
Meski tak bisa mengakomodasi semua selera masyarakat karena karakteristik rasa beras lokal yang beragam, Margono yakin semangat gotong royong dalam gerakan ini akan lebih besar daripada persoalan selera pribadi.
“Soal rasa itu relatif, tapi soal keberpihakan ke petani itu mutlak,” pungkasnya. (adv/kmf/log)