AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada periode Januari hingga pekan ketiga bulan Mei 2015, menemukan 130 warga yang terserang demam berdarah dengue (DBD), satu diantaranya meninggal dunia.
“Curah hujan di wilayah Penajam Paser Utara cukup tinggi mengakibatkan kasus demam berdarah semakin tinggi. Kami mencatat hingga pekan ketiga Mei 2015, terdata 130 kasus DBD, satu diantaranya meninggal dunia,” jelas Sutrisno, di Penajam, Minggu.
Menurutnya, DBD bisa menjadi ancaman serius pada musim penghujan. Karena pada saat musim penghujan berpotensi membuat penderita DBD semakin meningkat. Wilayah rawan penyebaran demam berdarah di daerah Gunung Intan dan Petung sehingga diperlukan kewaspadaan yang cukup tinggi.
Sutrisno mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD, apalagi saat ini wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara masih musim penghujan. Serta melakukan gerakan tiga M plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas serta menaburkan bubuk lavarsida (abate) di tempat penampungan air.
“Tingginya kasus DBD bukan hanya tanggung jawab petugas kesehatan, namun juga masyarakat dengan tidak membuang sampah sembarang tempat,” katanya.
“Masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan tempat penampungan dan saluran air, agar tidak tersumbat yang membuat air menggenang karena beresiko menjadi sarang nyamuk “aedes aegypti” penyebab penyakit DBD,” ujar Sutrisno.
Untuk mencegah penyebaran nyamuk “aedes aegypti” yang dapat membawa virus “dengue” penyebab penyakit demam berdarah tambah Sutrisno, Dinkes Penajam Paser Utara telah melakukan “fogging” atau pengasapan.
Selain DBD, tambah Sutrisno, banyak penyakit yang mengancam pada saat musim hujan, seperti diare dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan parasit, meliputi influenza dan “leptospirosis” atau demam.
“Masyarakat harus menerapkan perilaku hidu sehat dan bersih, karena pada musim penghujan banyak penyakit yang mengancam selain demam berdarah,” ujarnya. (bp/*esa).