Rapal JKN

Kabid penempatan, pelatihan dan produktifitas tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja (Deknaker) Paser Madju Simangsong. (Rapal JKN – Hello Borneo)
Tana Paser, helloborneo.com – Untuk memberantas kemiskinan di Kaltim, pemerintah menyiapkan beberapa program dari pemberian modal hingga pelatihan tenaga kerja. Namun sayang tak semua program bisa diterima masyarakat. Seperti program magang di Jepang sebagai tenaga ahli, sama sekali tidak mendapatkan respon masyarakat di Kabupaten Paser.
Kabid Penempatan, Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Paser Madju Simangsong mengutarakan, program magang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim ke Jepang sama sekali tidak mendapat respon. Padahal pihaknya sudah berupaya melakukan sosialisasi, hingga menghubungi beberapa pencari kerja, namun tak ada yang mau.
“Padahal kami sudah gencar sosialisasikan, tapi memang tak ada yang minat. Paling hanya datang sekedar menanyakan saja,” ujarnya.
Pada helloborneo.com, Madju memaparkan program magang tersebut merupakan kesempatan merubah nasib. Pasalnya selain mendapatkan gaji pokok sebesar 90 ribu yen, makan dan tempat tinggal sudah ditanggung negara.
“Sayang sekali, gaji 90 ribu Yen ditolak, padahal selain menjadi tenaga ahli usai magang. Gaji pokok yang diberikan bisa di tabung dan usai magang juga akan diberikan modal usaha,” terang Madju.
Madju mengatakan, sebenarnya di daerah Kabupaten Paser, putra asli daerah jarang ada yang mau mengikuti program seperti itu. Apalagi waktu magang juga terbilang cukup lama, 3 tahun. Namun kalau perantau banyak yang berminat. (log)