Gedung untuk SDN 003 Paser Mayang

KANDANG. Mirip kandang, disinilah proses belajar mengajar murid SDN 003 Pasir Mayang berlangsung (Rapal JKN – Hello Borneo)
Sungguh ironis, Meski Kabupaten Paser memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terbilang tinggi, namun masih ada saja sekolah yang belum memiliki gedung sendiri. Seperti di SDN 003 Pasir Mayang, dimana untuk mengenyam pendidikan muridnya harus belajar di dalam tenda bahkan hingga di petak-petak pasar.
Rapal JKN, Tana Paser, helloborneo.com
Tak ada yang menyangka, lantaran permasalahan tana hibah. Sekitar 369 siswa harus terlantar. Sejak 13 April 2014 silam hingga sekarang, siswa dan para guru di SD tersebut luntang-lantung mencari tempat belajar. Bahkan tak sedikit banyak siswa yang memilih untuk putus sekolah.
Ilhamdi Idris salah satu guru di SD tersebut mengatakan, aktifitas belajar di luar kelas itu sudah lama berlangsung, sudah lebih dari satu tahun, terjadi saat salah seorang warga mengklaim tanah hibah tersebut miliknya dan langsung memportal sekolahan itu. Sehingga terpaksa pihaknya harus berupaya mencari tempat belajar lain.
“Sudah ada lebih dari setahun, kami berusaha meneruskan poses belajar mengajar, meski harus menumpang di pasar untuk belajar. Dan baru-baru ini proses belajar sedikit lebih baik setelah di pindahkan ke dalam tenda,” terang Ilhamdi.
“Sebenarnya, seandainya saja kami bisa mengirimkan surat ke pada Presiden, kami hanya menginginkan ruangan sekolah yang lebih layak,” lanjutnya.
Selain itu, karena jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Paser. Membuat sekolahan tersebut juga lepas dari perhatian pemerintah daerah. Bahkan di kawasan Pasir Mayang meski ada dua SD, tak mampu menampung semua siswa dari SDN 003 Paser Mayang.
“Saat sekolahan mulai di portal, beberapa siswa kami ada beberapa yang kami pindahkan ke SDN 017 dan ada juga yang ikut proses belajar mengajar di Pasar. Namun lantaran jauh dari pemukiman banyak siswa yang memilih untuk berhenti sekolah,” papar Sartika, salah satu guru yang sempat menjadi kepala sekolah di SDN 003 Pasir Mayang.
Walaupun sejak dipindahkan di dalam tenda yang dibuat berdasarkan sumbangan dari Perusahaan dan Pemerintah Desa, proses belajar mengajar jadi lebih baik. Namun diakui Sartika terkadang pihaknya merasa riskan dan kurang nyaman, karena lingkungan belajar kurang kondusif.
“Sebenarnya mau seperti apa lagi, meski aktifitas belajar dalam tenda tidak kondusif. Setidaknya lebih baik dibandingkan saat dulu belajar di petak-petak pasar,” terang Sartika.

SERIUS. Proses menimba ilmu antara murid dan guru tetap berjalan walau seadanya. (Rapal JKN – Hello Borneo)
Atas kegiatan proses belajar di SD N 003 Pasir Mayang tersebut, salah satu Anggota DPRD Paser Iskandar yang merupakan Dapil dari wilayah tersebut angkat bicara. Dimana dia sudah lama menyuarakan persoalan di SD tersebut. Hanya saja memang baru tahun ini SDN 003 mendapatkan bantuan gedung yang rencananya akan di bangun.
“Alhamdulilah meski sempat luntang-lantung, namun bila sesuai janji November mendatang SD tersebut sudah memiliki gedung sendiri,” ungkapnya.
Namun Diakui Iskandar, dia cukup merasa kecewa dengan pemerintahan Bupati yang sebelumnya. Pasalnya sudah lebih dari dua tahun pihak sekolah berjuang untuk bertahan, tapi baru sekarang mendapatkan perhatian.
“Ini PR untuk Bupati selanjutnya, agar tidak hanya memperhatikan kawasan perkotaan saja,” tutupnya. (rol)