AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kesulitan menangani kebakaran hutan dan lahan karena sungai atau sumber air di daerah itu mulai mengering akibat kemarau panjang.
“Kondisi kabut asap ini sulit ditanggulangi karena kantong-kantong air yang biasa digunakan tim penaggulangan bencana untuk memadamkan kebakaran mulai mengering,” ungkap Pelaksana Tugas BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Yahya di Penajam, Rabu.
Kondisi musim kemarau menurutnya, menyulitkan upaya penanganan kebakaran karena sumber air yang biasa digunakan untuk mengisi mobil Damkar (pemadam kebakaran) sudah mulai mengering, sehingga serangan kabut asap akan semakin sulit ditangani, jika tidak segera turun hujan.
Yahya berharap, dengan kondisi kekeringan akibat kemarau panjang ini, posko tanggap darurat bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang dibentuk oleh masing-masing desa dan kelurahan dapat diperpanjang minimal hingga musim penghujan tiba.
“Kami minta posko tanggap darurat tetap siaga sampai musim hujan, kami prdiksi kekeringan akan terjadi hingga sebulan kedepan,” katanya.
Potensi curah hujan di Kabupaten Penajam Paser Utara, kata Yahya, sampai saat ini masih di bawah normal. Kondisi tersebut memungkinkan wilayah Penajam Paser Utara masih akan mengalami kekeringan hingga satu bulan kedepan.
Masih tingginya serangan kabut asap di Penajam Paser Utara, tambahnya, perlu diwaspadai oleh seluruh elemen masyarakat. Warga yang ingin keluar rumah pada pagi dan malam hari harus menggunakan masker agar terhindar dari penyakit yang ditimbulkan dari kabut asap. (bp/*esa)