Presiden Jokowi Akan Berkunjung ke Balikpapan

Bagus Purwa

 

Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Balikpapan, helloborneo.com – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan ke Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, terkait krisis air bersih yang melanda daerah itu.

“Tanpa masuk agenda kunjungan, Presiden Jokowi secara mendadak akan berkunjung ke Balikpapan karena mendengar sejak dua bulan terakhir terjadi krisis air bersih di daerah ini,” kata Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi di Balikpapan, Selasa.

Presiden Jokowi lanjut dia, akan meninjau progres pembangunan Waduk Teritip, yang memiliki kapasitas 400 liter per detik dan akan menjadi penopang kedua persediaan air baku di Balikpapan setelah Waduk Manggar.

“Informasi yang kami terima pekan depan sekitar tanggal 22 atau 24 Maret 2016 Presiden Jokowi akan datang dan ingin memastkan progres pembangunan Waduk Teritip,” ujar Rizal Effendi.

Menurut dia, Waduk Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur tersebut, seharusnya selesai pada 2017, namun dipercepat, setidaknya waduk tersebut sudah dapat dialiri atau digenangi pada Agustus 2016.

“Pemerintah kota masih mengalami hambatan pembebasan lahan lokasi pembangunan Waduk Teritip itu, karena kepemilikan lahan tumpang tindih sehingga sulit untuk dibayarkan secara cepat,” ungkap Rizal Effendi.

“Untuk percepatan pembebasan lahan pembangunan Waduk Teritip itu, pembebasan lahan seluas 60 hektare kami didukung pemerintah pusat dengan nilai Rp80 miliar, tapi 50 hektare pemerintah kota yang membebaskan,” jelasnya.

Pemerintah Kota Balikpapan tambah Rizal Effendi butuh dukungan DPRD untuk mengalokasikan anggaran pembebasan lahan tersebut sekitar Rp50 miliar, yang diharapkan dialokasikan melalui Perubahan APBD 2016.
Luasan minimal Waduk Teritip tersebut sekitar 3.000 hektare, namun baru 120 hektare yang dibebaskan, Pemerintah Kota Balikpapan Masih butuh 100 hektare lagi dan harus tuntas pada tahun ini (2016).

“Sebagian sudah bebas, persolannya lahan itu tumpang tindih, tapi sudah ada kesepakatan lahan yang tumpang tindih di pengadilan, yang penting lahan bisa dikerjakan,” ujar Rizal Effendi. (bp/*rol)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses