Kasus Kebakaran Hutan di Penajam Ancam Penilaian Adipura

AH Ari B

 

Kepala DKPP Kabupaten Penajam Paser Utara, Tita Deritayati

Kepala DKPP Kabupaten Penajam Paser Utara, Tita Deritayati

Penajam, helloborneo.com – Banyaknya kasus kebakaran lahan dan hutan berpotensi mengurangi poin penilaian Adipura, kata Kepala Bagian Pertamanan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Safaruddin Lamanto.

“Kasus kebakaran lahan dan hutan berpengaruh terhadap penilaian Adipura, karena indikator penilaian baru Adipura juga menyangkut penanganan dan pengendalian kasus kebakaran lahan dan hutan,” jelas Safaruddin Lamanto saat dihubungi helloborneo.com di Penajam, Jumat.

Menurut ia, jumlah kasus kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Penajam Paser Utara, pada 2015 yang mencapai 40 kasus, membuat langkah meraih kembali Piala Adipura tahun ini (2016) semakin berat, sehingga diharapkan dukungan dan perhatian serius dari instansi terkait.

Safaruddin Lamanto juga meminta kerja sama Dinas Pertambangan dan Energi serta perusahaan, karena indikator pengendalian lingkungan terkait pengelolaan pertambangan masuk sebagai salah satu penilaian Adipura.

Selain itu Kepala DKPP Kabupaten Penajam Paser Utara, Tita Deritayati menambahkan, instansinya juga masih kesulitan menuntaskan permasalahan kebersihan drainase Pasar Induk Penajam, yang menjadi salah satu titik pantau Adipura.

“Kami cukup kerepotan membersihkan sampah yang berserakan di saluran drainase Pasar Induk Penajam, hingga kini masih menjadi beban terhadap penilaian Adipura,” ungkapnya.

“Fasilitas dan sarana pengelolaan kebersihan di Pasar Induk Penajam, masih perlu dibenahi, serta kesadaran pedagang dan masyarakat juga perlu ditingkatkan,” kata Tita Deritayati.

Tita Deritayati meminta peran serta dan dukungan UPTD (unit pelaksana teknis daerah) Pasar Induk Penajam, untuk dapat meningkatkan kebersihan di wilayah pasar tersebut menjelang peneilian tahap pertama atau P1 Adipura yang dijadwalkan pada pekan depan.

“Kami harapkan juga peran serta dan dukungan masyarakat menjaga kebersihan di tempat-tempat rawan sampah, seperti pelabuhan feri, terminal, pasar, rumah sakit dan jalan raya,” ucapnya.

Jumlah titik pantau pada Piala Adipura 2016 tambah Tita Deritayati, sebanyak 42 titik bertambah dari tahun sebelumnya dan indikator penilaian tertinggi yakni, peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah di rumah tangga masing-masing. (bp/*rol)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.