Produksi Padi Penajam 60.000 Ton per Musim

AH Ari B

Petani Penajam Paser Utara sedang memanen padi (Bagus Purwa - Hello Borneo)

Petani Penajam Paser Utara sedang memanen padi (Bagus Purwa – Hello Borneo)

Penajam, helloborneo.com – Produksi padi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mencapai 60.000 ton per musim, kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan setempat, Joko Dwi Fetrianto.

“Produksi padi petani sekitar 50.000 sampai 60.000 ton per musim, jumlah terbesar disumbangkan Kecamatan Babulu dengan produksi padi rata-rata 40.000 ton per musim,” ujar Joko Dwi Fetrianto ketika dihubungi helloborneo.com di Penajam, Sabtu.

Menurut dia, Kecamatan Babulu menjadi daerah lumbung padi terbesar di Kabupaten Penajam Paser Utara, dengan luas lahan persawahan mencapai 8.000 hektare.

“Rata-rata dari satu hektare lahan sawah, petani di Kecamatan Babulu mampu menghasilkan lima ton gabah kering,” jelas Joko Dwi Fetrianto.

Ia menyatakan, produksi padi tersebut dapat meningkat dua kali lipat, bahkan lebih, jika persoalan pengairan yang selama ini menjadi kendala di daerah setempat berhasil diatasi.

Joko Dwi Fetrianto berharap, pembangunan bendung gerak Sungai Talake di wilayah Longkali, Kabupaten Paser yang direncanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dapat segera dilaksanakan.

“Hasil produksi pertanian di wilayah Penajam Paser Utara sudah mencukupi untuk kebutuhan pangan seluruh masyarakat, bahkan surplus,” ucapnya.

Namun kemandiran pangan untuk tingkat provinsi lanjut ia, belum tercapai karena sejumlah areal lahan persawahan masih terkendala air, sehingga baru bisa panen satu kali dalam setahun.

Joko Dwi Fetrianto menjelaskan, untuk bisa memenuhi target tiga kali panen dalam setahun, perlu percepatan pembangunan bendung gerak Sungai Talake yang letaknya di perbatasan Kecamatan Babulu dan wilayah Long Kali, Kabupaten Paser.

“Saya optimistis capaian produksi padi per musim dapat meningkat, jika pembangunan bendung gerak Sungai Talake dapat segera diselesaikan,” katanya.

Keberadaan bendung gerak Sungai Talake tersebut tambah Joko Dwi Fetrianto, sanga penting bagi pertanian di wilayah Babulu, sebab sampai saat ini dari luasan 8.000 hektare lahan produktif baru bisa ditanami satu kali dalam setahun. (bp/*rol)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.