Ari B
Penajam, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Penajam Paser Utara, Jamaluddin meminta kepada PT Pertamina untuk segera menyalurkan kompensasi bagi masyarakat nelayan yang menjadi korban tumpahan minyak mentah yang terjadi bulan maret lalu .
Ditemui diruang kerjanya belum lama ini, Jamaluddin mengungkapkan bahwa para nelayan di Kabupaten PPU sudah mulai tidak sabar menunggu kapan pencairan ganti rugi atas alat tangkap yang rusak karena terpapar minyak mentah dilakukan pihak pertamina.
“Sudah tiga bulan lebih masyarakat nelayan di PPU menunggu realisasi dari janji manis pihak pertamina. Karena awalnya kompensasi dijanjikan sebelum lebaran idul fitri kemarin”ungkap Jamaluddin.
Jamaluddin mengatakan perwakilan dari gabungan kelompok masyarakat nelayan sudah menagih penyaluran kompensasi dari pihak pertamina yang rencananya melalui rekening bank masing-masing nelayan. Tim satgas tumpahan minyak bentukan pemerintah Kabupaten PPU telah mendata jumlah nelayan yang terverifikasi dan dipastikan mendapat kompensasi sebanyak 1381 orang .
“Nelayan yang terdaftar dalam daftar penerima ganti rugi sudah membuka rekening bank sesuai permintaan pertamina. Kini tinggal kepastian kapan pencairannya dilakukan karena bagi nelayan itu sangat penting”.jelasnya .
Sebelumnya anggota tim satgas tumpahan minyak Lidya Anggreni mengatakan upaya pembayaran kompensasi masih menunggu ijin dan rekomendasi manajemen pertamina pusat di jakarta. Namun hingga memasuki bulan agustus 2018 ini belum ada tanda-tanda kapan pencairan akan dilakukan.
Politisi dari pertai golkar , Jamaluddin berharap kepada pertamina untuk tidak menggantung harapan masyaralat nelayan PPU terlalu lama. Karena sejak peristiwa tumpahan minyak mentah terjadi di teluk balikpapan hingga saat ini tidak sedikit nelayan yang mengaku kesulitan bekerja karena alat tangkap yang dimiliki telah tercemar atau rusak. (Ar/Hb)