Persediaan Beras Di Penajam Selama Ramadan Aman

Bagus Purwa

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie.

Penajam, helloborneo.com – Persediaan beras di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, selama Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah relatif aman.

“Ketersediaan bahan pangan terutama beras masih aman, bahkan cukup untuk tiga bulan ke depan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara Surito Widarie ketika ditemui helloborneo.com, Jumat.

Ia menjelaskan persediaan yang tersimpan di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) dan di lumbung masyarakat cukup berlimpah, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terjadi krisis pangan selama Ramadhan hingga lebaran.

“Persediaan beras produksi lokal petani Kabupaten Penajam Paser Utara yang masih tersimpan di gudang Bulog dan di lumbung-lumbung masyarakat mencapai 21.000 ton,” ujar Surito Widarie.

“Kami menjamin cadangan beras selama puasa hingga lebaran tidak mengalami kekurangan. Jadi masyarakat tidak perlu panik, karena persediaan beras aman,” ucapnya.

Mengenai harga beras, menurut Surito Widarie, sampai hari ini terpantau oleh tim, masih relatif stabil tidak ada menunjukkan grafik kenaikan. Dan diharapkan harga beras serta harga bahan kebutuhan pokok lainnya tidak mengalami kenaikan.

Bulog bersama sejumlah instansi terkait di Kabupaten Penajam Paser Utara, lanjut ia, juga akan menggelar operasi pasar untuk meringankan kebutuhan masyarakat selama Ramadhan.

Produk yang dijual pada operasi pasar di antaranya, daging, susu, tepung terigu, gula dan sejumlah bahan kebutuhan pokok lainnya.

Operasi pasar, kata Surito Widarie, juga akan menjual beras medium dengan harga Rp8.500 sampai Rp8.700 per kilogram, lebih murah dibanding harga paling murah di luar operasi pasar yakni Rp9.000 per kilogram.

“Yang paling penting, bahan pangan pokok terutama beras tidak boleh kurang dan harganya di pasaran juga tidak melonjak tinggi,” tegasnya.

“Operasi pasar bertujuan agar masyarakat tidak resah dengan adanya kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, terutama selama Ramadhan hingga lebaran,” tambah Surito Widarie. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.