Pengerjaan Siring Di Lokasi Longsor Bukit Raya Penajam Dikebut

Ari B

Dokumentasi Pembuatan Siring di Lokasi Longsor Desa Bukit Raya, Sepaku.

Penajam, helloborneo.com – Pembangunan siring beton di lokasi bencana tanah longsor di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terus dikebut pengerjaannya untuk mengantisipasi longsor susulan di daerah itu.

Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila saat ditemui helloborneo.com, Senin mengatakan, kemajuan pengerjaan siring beton di lokasi longsor Desa Bukit Raya sekitar 25 persen.

“Pembangunan siring sudah masuk tahap pengecoran dan pengerjaannya dilakukan hingga malam hari, pembuatan siring itu merupakan pemulihan peristiwa longsor yang terjadi pada 11 Mei 2019,” jelasnya.

Pengerjaan pengecoran siring di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya tersebut menurut Nurlaila, dilakukan sepanjang 15 meter dengan konstruksi cor beton menyeluruh.

Pembuatan siring beton tersebut sengaja tidak menggunakan teknik terasiring atau anak tangga karena keterbatasan anggaran operasional, dan pengecoran dilakukan dalam dua tahap.

“Untuk pondasi siring menggunakan 400 batang besi ukuran 16 milimeter agar memperkuat pondasi siring saat terjadi hujan,” kata Nurlaila.

Namun saat ini lanjut Nurlaila, di titik longsor SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, kembali terjadi longsor susulan kedua, longsor susulan pertama terjadi pada 15 Juni 2019.

“Terjadi longsor susulan kedua, dan saat ini sedang dilakukan pemulihan siring yang menyebabkan terjadinya patahan di bibir longsor dan turunnya tanah dari atas ke pinggir siring,” ujarnya.

Tim gabungan di lokasi longsor SD Negeri 017 Bukit Raya, melakukan penanganan awal agar patahan yang terjadi di bibir longsor tidak seluruhnya jatuh dan menimpa pondasi siring yang baru dicor.

“Kami minimalisir tanah longsoran tidak mengenai siring bagian di bagian bawah, untuk pemulihan longsor di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya itu,” ucap Nurlaila.

“Penanganan lonsor susulan kedua memakai alat berat dan manual karena alat berat tidak bisa sampai ke bibir longsor yang berada di bagian atas,” tambahnya. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.