Ari B
Penajam, helloborneo.com – Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Tohar menyarankan dua opsi atau pilihan dalam mengantisipasi terjadinya longsor susulan di lokasi bencana tanah longsor Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku.
“Kami sarankan dua pola pendekatan antisipasi terjadinya longsor susulan di Desa Bukit Raya itu,” kata Kepala Ex-Officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut ketika ditemui helloborneo.com, Selasa.
Opsi pertama, lanjut Tohar, menggunakan vegetasi tanaman sebagai penguat tanah agar tidak kembali terjadi longsor di titik lokasi longsor SD Negeri 017 Desa Bukit Raya.
“Vegetasi tanaman itu dengan menanam tumbuhan yang memiliki akar kuat di sekitar titik longsor SD Negeri 017 Desa Bukit Raya,” jelasnya.
Jika menggunakan rekayasa vegetasi tanaman tersebut, menurut Tohar, perlu memperhatikan jenis tanaman yang akan ditanam di lokasi potensi longsor.
Pilihan kedua menurut ia, melanjutkan kembali pembuatan siring sepanjang 34 meter untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan di lokasi tanah longsor Bukit Raya, Kecamatan Sepaku tersebut.
Tohar menjelaskan pengerjaan siring beton untuk pemulihan bencana tanah longsor Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku yang terjadi pada 11 Mei 2019, hampir rampung.
Bangunan tanggul di titik longsor SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, sepanjang 30 meter dengan ketinggian sekitar empat meter tersebut ditargetkan selesai pada Rabu (24/7).
Namun dari hasil penelusuran, struktur tanah di sekitar wilayah itu tergolong berair dan rawan bergeser atau bergerak, sehingga harus dilakukan antisipasi secepatnya.
Sampai saat ini sudah terjadi dua kali longsor susulan di titik longsor tersebut, ketika hujan deras mengguyur wilayah Penajam Paser Utara.
“Potensi longsor susulan di kawasan SD Negeri 017 Desa Bukit Raya masih cukup tinggi,” ujarTohar. (bp/hb)