MF An Nur

Samarinda, helloborneo.com – Terkait dengan rencana Pemerintah Kota Samarinda untuk pembongkaran bantaran Sungai Karang Mumus (SKM). Sejumlah warga kembali melakukan aksi blokade jalan dengan menutup akses jalan dari simpang Mall Lembuswana mengarah ke jalan Sutomo.
Warga yang melakukan aksi pun tak bergerak , sejak pukul 08.00 Wita pagi tadi, bahkan warga mengancam terus akan melakukan aksi, hingga tercapainya kesepakatan dan kejelasan mengenai nasib mereka.
Polemik pembongkaran bantaran SKM terus berlanjut, setelah pada Selasa hingga hari ini Rabu (08/07/2020). Warga kembali berhasil menghadang petugas yang ingin melakukan pembongkaran bangunan dengan melakukan aksi di depan Pasar Segiri Samarinda.
“Lebih baik kami turun di jalan, panas-panasan dan hujan-hujanan, daripada kita tidak punya tempat tinggal untuk pulang,” ujar Samsul, warga bantaran SKM.
Aparat gabungan dalam tim terpadu tak bisa berkutik ketika warga terus menerus menyampaikan aspirasinya dengan melakukan aksi massa, alhasil pembongkaranpun terpaksa harus tertunda.
“Kita sampaikan ke pimpinan, bagaimana tindak lanjut dari tim terpadu. Apakah kita tetap turun membongkar atau mereka membongkar sendiri,” terang Kabid Trantibum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Samarinda, Yosua Laden.
Diketahui untuk di wilayah RT. 28 Kelurahan Sidodadi, ada sekitar 234 unit bangunan warga yang akan dibongkar.
Pada proyek pembongkaran bantaran SKM kali ini Satpol PP Kota Samarinda menurunkan sebanyak 300 personel yang tergabung dalam tim terpadu besutan Pemkot Samarinda. (aji/sop)