Pembakaran Al-Quran Di Swedia, Aliansi Muslim Bersatu di Balikpapan Gelar Unjuk Rasa

Poto Istimewa.

Balikpapan, helloborneo.com – Peristiwa pembakaran Kitab Suci Al-Quran yang terjadi di Swedia hingga kemarin memicu kegeraman dari masyarakat muslim tak terkecuali di Indonesia khususnya di Kota Balikpapan.

Terkait peristiwa tersebut Aliansi Muslim Bersatu di Balikpapan menggelar unjuk rasa di salah satu perusahaan Swedia di Kilometer 18 Kelurahan Karang Joang, Jumat Sore (11/9) sekira pukul 15.00 wita.

Puluhan massa berbondong-bondong ke kantor perusahaan tersebut dan berkeinginan menyampaikan apa yang menjadi keluhannya.

“Kami sangat mengutuk tindakan yang terjadi dalam aksi demonstrasi anti islam disertai penistaan Al Quran khususnya di Swedia oleh sekelompok Kafir Harbi tak beradap jahil murrokab,” kata Oki, Perwakilan Aliansi Muslim Bersatu.

Aksi demo yang digelar disalah satu perusahaan milik Swedia tersebut lantaran agar pihak perusahaan Swedia mau menyampaikan aspirasi atau tuntutannya ke pemerintah Swedia.

“Kami di Balikpapan merupakan kota kecil di Kalimantan, Umat muslimnya tidak terima kalau kitab sucinya dihina atau dinistakan,” tegasnya.

Dalam aksi pada jumat sore, demonstran menyampaikan sejumlah poin kecaman dan tuntutan mereka, salah satu dari tiga tuntutannya yakni agar Swedia segera menindak tegas para pelaku kriminal yang telah menistakan agama islam tersebut.

“Kami mendesak Duta Besar Swedia bersama perusahaan milik Swedia yang ada di Indonesia untuk segera menyampaikan pesan kepada pemerintah Swedia bahwa seharusnya para pelaku kriminal tersebut dihukum berat atau para pelaku dapat di ekstadisikan di negara muslim untuk di Qisas ataupun ke Indonesia,” tutupnya dalam poin tuntutan demonstran.

Aksi yang digelar berjalan lancar dengan dimediasi oleh petugas serta perwakilan perusahaan. Hanya saja pihak perusahaan enggan untuk berkomentar lebih.

Untuk diketahui peristiwa pembakaran Al Quran tersebut dilakukan oleh kelompok anti-Islam Denmark, Stram Kurs diwilayah komunitas muslim di Rinkeby, Stockholm.

Kelompok yang dipimpin Rasmus Paludan tersebut sehari sebelumnya meminta izin kepada polisi setempat untuk membakar salinan kitab suci umat Islam, namun pengajuan izin ditolak. Keesokan harinya, mereka nekat datang dan menjalankan aksi yang sudah direncanakan itu, lalu pergi sebelum terjadi keributan yang tak diinginkan. Tak ayal tindakan penistaan tersebut mendapat kecaman dari Negara muslim salah satunya Indonesia. (deps/sop/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.