Balikpapan, helloborneo.com – Hari kedua Internalisasi Bela Negara yang di gelar Dinas Pemuda dan Olahraga (dispora) Provinsi Kaltim, para pemuda Purna Paskibraka Indonesia (PPI), dibekali dengan materi kebangsaan, menangkal hoax, dan radikalisme.
Penguatan materi ini, diisi dari Kodim 0905 Balikpapan, dan Polresta Balikpapan, untuk mengingatkan pemuda tentang wawasan kebangsaan, hoax dan radikalisme di indonesia.
Terutama pada kasus hoax dan radikalisme di indonesia umumnya kerap kali terjadi sampai saat ini. Hoax menjadi liar dan massive penyebarannya, seiring perkembangan zaman di era milenial saat ini.
“Ada berbagai macam hoax yang terjadi, terutama pada demonstrasi yang terjadi beberapa waktu lalu,penyebaran juga sangat massive dan cepat,anak anak muda harus pandai memilah dan memilih berita yang di baca,” sebut Kasat Binmas Polresta Balikpapan, Iptu Joko, saat membawakan materi di Hotel Pacifik Balikpapan.
Dengan perkembangan zaman saat ini hoax menjadi mudah penyebaran nya, melalui aplikasi aplikasi chat dan media sosial saat ini.
“Penyebaran hoax ini sangat massive, terutama melalui media sosial seperti instagram, facebook, dan aplikasi pesan singkat seperti whatsapp, nah ini kalian pemuda harus cerdas dalam menerima pemberitaan,”terang Joko.
Tak kalah penting, Radikalisme pun saat ini menjadi satu bagian yang harus dipahami para pemuda, dimana paham radikalisme ini merupakan paham yang berlawanan dengan NKRI, dimana dalam perjalanannya para penganut paham radikalisme di Indonesia sering kali menggunakan kekerasan dalam mewujudkan keinginannya.
“Nah paham radikalisme ini juga harus dipahami oleh para pemuda, seperti apa bentuk dan ajaran ajaran radikalisme yang acap kali menggunakan kekerasan dalam mewujudkan kekecewaan nya,” tambahnya.
Banyak hal yang bisa diketahui bahaya dari radikalisme, dari organisasi yang pernah ada di Indonesia, meski telah dibubarkan namun embrio atau akar-akar nya masih ada hingga saat ini, ajaran atau paham radikalisme ini dinilai sangat berbahaya bagi kestabilan negara, dan peran pemuda sebagai generasi bangsa harus menhindari paham yang berbahaya seperti ini.
“Banyak contoh paham paham radikalisme, seperti organisasi organisasi yang menganut ajaran radikal, ini sangat berbahaya bagi NKRI, apa bahayanya, seringkali mereka ini menyampaikan pendapat dengan memprovokatori suatu gerakan, merusak tatanan sosial, dan menimbulkan konflik sosial di masyarakat, tentunya ini sangat tidak sepaham dengan aliran seperti itu,” pungkasnya. (david/sop/hb)