Tana Paser, helloborneo.com – Menuju malam pergantian tahun, seorang pria warga Desa Bukit Seloka, Kecamatan Long Ikis. MP (24) mengalami luka berat dibagian rusuk dan kepala akibat sabetan mandau.
Sekira pukul 17.00 Wita, MP tengah memanen kebun kelapa sawit milik keluarganya. Sesaat sedang memanen janjangan sawit yang ditanam puluhan tahun lalu. Lalu15 menit kemudian dirinya didatangi oleh sekelompok orang yang mengklaim atas kepemilikan lahan di lokasi tersebut dengan meneriaki MP sebagai maling.
“Itu keadaanya sepi. Mereka lari nyerang saya. Tapi kami diteriaki maling. Dan merampas semua barang atau peralatan panen. Habis rampas baru dianiaya,” terangnya.
Ia memaparkan tiba-tiba diserang oleh delapan orang tak dikenal dengan gagang mandau, dan mengenai bagian bawah tulang rusuk sebelah kanan. Tak cukup sampai disitu, ia pun langsung digiring ke tempat parkir kendaraan dan kunci motor disita oleh kelompok tersebut.
Nasib naas terpaksa harus dialami MP akibat persoalan sengketa lahan yang berlarut tidak tuntas atau diselesaikan oleh pihak terkait.
“Mereka sudah ambil kontak kendaraan, tinggal kunci mobil. Nanya kunci mobil, saya bilang tidak tahu. Berulang kali ditanya, dan (mereka) emosi. Jadi mereka hantam saya (pakai mandau) di kepala,” tandasnya.
Kemudian MP berlari menuju rumahnya yang berjarak sekira 3 kilometer dari TKP dengan kondisi berlumuran darah akibat luka robek di bagian kepala selanjutnya MP dilarikan ke Puskesmas Long Ikis untuk mendapatkan perawatan.
Akibat perbuatan tersebut, kini dirinya dan keluarga tidak berani keluar rumah untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Pihaknya sangat berharap aparat kepolisian setempat mengungkap kasus yang sepenuhnya tidak ia ketahui. (/sop/hb)