Kabupaten Tana Tidung Tidak Punya Petugas Wanita Pemulasaran Jenazah Covid -19

Edy Suratman Yulianto

Foto Istimewa.

Bulungan, helloborneo.com – Mendadak viral, jenazah seorang ibu warga Tana Tidung yang terkonfirmasi positif covid19 di Rumah Sakit Akhmad Berahim yang melakukan pemulasaran jenazah secara mandiri, akibat tidak ada petugas wanita.

Saat itu pihak keluarga melakukan pemakaman dan pemulasaran secara mandiri,  karena selama  15 jam tidak mendapat respon dari rumah sakit maupun Satgas Covid-19 Tana Tidung.

Senin, 9 Agustus 2021 lalu, ibu dari seorang warga Tana Tidung  meninggal dunia dan dinyatakan terkonfirmasi covid-19. Mayat pasien covid-19 itu harus dimakamkan secara protokol kesehatan, namun nyatanya tidak dilakukan baik oleh Satgas covid-19 Tana Tidung maupun pihak rumah sakit.

Nining, anak dari ibu yang meninggal akibat terpapar covid19 tersebut menceritakan kronologi bahwa ibunya meninggal sekira pukul 21.15 wita, dan dinyatakan terkonfirmasi covid-19. Setelah itu mayat dibawa ke ruang jenazah, oleh perawat berpakaian alat pelindung diri lengkap (APD).

Pihak keluarga pun hanya bisa melihat jasad sang ibu dari jendela ruang jenazah.

“Meninggalnya pukul 21.15 wita, Karena dinyatakan meninggal dan dinyatakan corona, keluarga hanya melihat jenazah dari jendela. Tapi dalam ruangan itu ada perawat menggunakan APD” Kata Nining, melalui telepon (12/08/2021).

Setelah itu, menurut penyampaian Nining, pihak keluarga ditanya oleh perawat, jadwal penguburan bisa dilakukan setelah keluarga menyiapkan lubang kubur. Kemudian keesokan pagi pukul 07.00 wita, liang kubur siap, namun hingga pukul 10.00 wita, jenazah sang ibu tak juga dimandikan.

Setelah peristiwa tersebut, baru diketahui bahwa tidak ada petugas wanita yang memandikan jenazah covid-19, baik dari pihak rumah sakit maupun Satgas covid-19 di Tana Tidung.

“Mereka tidak kasih tau, kekurangan petugas pemandi jenazah perempuan, itu sudah panik , tidak ada yang memandikan karena mayat tidak diurus tanpa kain putih, sesuai kondisi terakhir di kamar perawatan. Tidak ditemukan yang memandikan sampai jam 10 pagi, karena memamg rumah sakit tidak meiliki pemulasanan perempuan,” tutur Nining.

Menanggapi hal tersebut,  Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tana Tidung, Darwis, tak menampik perihal tersebut. Dirinya mengatakan bahwa pemerintah Tana Tidung telah memberikan solusi. Pertama permintaan maaf oleh Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali. Kedua mengarahkan pihak rumah sakit minta maaf. Dan ketiga membuat penunjukan langsung untuk petugas pemulasaran jenazah covid-19.

“Bupati sudah mohon maaf, sudah mengarahkan rumah sakit juga minta maaf. Solusinya kita buatkan penunjukan langsung petugas pemulasaran covid-19 12 orang, 6 untuk jenazah perempuan dan sisanya untuk jenazah laki laki. Masalah insentif bisa diatur. Sudah tersedia nanti dibuatkan SK,”” Kata Darwis, Kamis (12/08/2021).

Sejak 16 Mei 2020 lalu, diakui oleh Darwis tidak ada petugas pemulasaran jenazah covid-19 perempuan. Dan beberapa terakhir ini diakui olehnya jumlah pasien perempuan cukup banyak.

“Memang dari awal cvid-19 di Kabupaten Tana Tidung tidak ada pemulasan perempuan, betul memang kita harus akui itu tidak ada” tutupnya

Informasi tambahan, per 11 Agustus 2021 kasus aktif covid-19 di Tana Tidung sebanyak 369 orang, dari total kasus terkonfirmasi 1195 orang. Dimana sebanyak 647 berjenis kelamin laki laki, dan 548 berjenis kelamin perempuan. Tercatat total kematian mencapai 13 orang 5 orang laki laki dan 8 perempuan. (sop/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.