N Rahayu

Berau, helloborneo.com – Pemerintah Kabupaten Berau tengah mengupayakan koordinasi dengan sejumlah maskapai dan pihak bandara untuk segera melakukan penormalan kembali.
Wakil Bupati Berau, Gamalis mengaku pihaknya tengah berupaya menghidupkan kembali pariwisata daerah setelah lama ditutup lantaran pandemi Covid-19. Namun, seiring dibukanya kembali giat pariwisata, harga tiket penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Kalimarau, Berau, mengalami kenaikan.
“Imbas dari hanya satu maskapai yang beroperasi melayani penerbangan di Bandara Kalimarau. Saya sempat di infokan bahwa jika pesawat jenis ATR lebih untung dari pada menerbangkan Boeing,” ujarnya, Senin (8/11/2021).
Dirinya juga menanggapi pendapat Direktur UPBU Kalimarau untuk menyurati maskapai agar kembali masuk dan melayani penerbangan dari dan menuju Bandara Kalimarau, Berau.
“Sesegera mungkin kita akan surati maskapai untuk bisa kembali masuk dan beroprasi di Bandara Kalimarau,” katanya
Dengan demikian, dirinya berharap ketika penerbangan dari maskapai lain masuk ke Berau dapat menormalisasi kembali harga tiket pesawat dari dan menuju Berau.
“Harapan kita supaya harga tiket terjangkau, mampu menarik wisatan,” harapnya.
Diketahui, beberapa waktu lalu harga tiket melonjak hingga mencapai Rp 1,5 jutaan dari sebelumnya masih di kisaran Rp 1,3 juta dari Berau — Balikpapan.
“Setelah kita surati semoga nanti banyak maskapai lain yang datang,” tandasnya.
Belum lama ini, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Kalimarau, Bambang Hartato mengatakan, penyebab banyak maskapai menarik diri dari rute menuju Berau, karena menurunnya jumlah penumpang di Berau. Kondisi ini ditambah dengan persyaratan penerbangan yang cukup sulit untuk wilayah PPKM level 3.
“Jadi untuk yang keluar Berau, sisa Wings Air, ” kata Bambang.
Bambang menambahkan dua maskapai telah mengajukan slot penerbangan kembali ke Berau. Setelah melihat adanya penurunan kasus aktif di Bumi Batiwakkal -sebutan Berau.
Maskapai yang mengajukan slot pada Oktober itu, yakni maskapai Sriwijaya Air dan Lion Air. Khusus untuk Lion Air, selama ini telah beroperasi menggunakan pesawat jenis ATR. .
“Mereka mau kembali aktif. Tapi dari dua itu, satu sudah berjalan selama ini, hanya pergantian jenis pesawat saja,” ujarnya.
“Tapi ini situasional, meski sudah mengajukan slot tapi belum pasti. Karena bisa saja kasus kembali naik akan berdampak pada dunia penerbangan lagi,” sambungnya.
Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia cabang Berau, Stanislaus Radityo mengaku pihaknya memang setop operasi sementara ke Berau. Hal ini karena Berau masih berada di PPKM level 3.
“Sejak Juli lalu kami sudah setop,” ucapnya.
Hanya saja, dirinya mengungkapkan pihaknya tengah membahas untuk kembali membuka rute ke Berau. Namun, belum mengetahui hal tersebut bisa terjadi. Karena pihaknya masih melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu di Berau.
Pihaknya tidak berani mengambil risiko dengan kembali membuka rute menuju ke Berau. Karena khawatir jumlah penumpang tidak sesuai. (sop/tan)