TB Sihombing

Paser, helloborneo.com – Kapal Motor atau KM Sabuk Nusantara 111 penghubung antardaerah tertinggal, program Kementerian Perhubungan yang dikelola Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sudah resmi beroperasi, termasuk di Kabupaten Paser.
Beroperasinya Sabuk Nusantara 111 disosialisasikan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Tana Paser, bersama Kantor Kesayhbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kota Baru-Batu Licin, di Hotel Bumi Paser, Kecamatan Tanah Grogot.
Sekretaris Daerah Kabuaten Paser, Katsul Wijaya saat ditemui helloborneo.com di Paser, Selasa menjelaskan, bahwa kapal yang juga mengangkut barang tersebut merupakan program pemerintah pusat yang disambut baik kehadirannya oleh pemerintah kabupaten setempat.
“Dengan rute hingga Mamuju, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan. Rute singgah kapal itu tidak langsung mengarah ke Mamaju, mesti berputar lagi. Kami berkeinginan agar ada perubahan rute agar antusias masyarakat lebih meningkat,” ujarnya.
Kendati keberadaan kapal perintis tersebut sangat menguntungkan bagi daerah, namun akses dengan fasilitas umum yang disediakan Pemerintah Kabupaten Paser menuju pelabuhan harus diperbaiki, lantaran angkot (angkutan kota) dari Tanah Grogot ke Pondong saat ini mati suri.
“Jalur darat angkutan kota ke arah sana sudah lama tidak beroperasi karena kurangnya penumpang, dan yang akan kami tata kembali,” ucap Katsul Wijaya.
Kepala KUPP Kelas II Tana Paser, Rahman menjelaskan, pihaknya bakal menggelar rapat kembali mengenai jadwal kedatangan dan keberangkatan KM Sabuk Nusantara 111 tersebut. Termasuk akses masyarakat mendapatkan tiket keberangkatan.
“Nanti kami rapatkan lagi soal jadwalnya. Biasanya sembilan hari sekali tiba di Pelabuhan Pondong. Karena ini satu satunya kapal penumpang dan masih baru, termasuk penjual tiket. Sementara ini jika ada yang ingin menjual tiket dapat menghubungi agen KM sendiri atau ke KUPP langsung, ” jelasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Paser, Inayatullah dalam waktu dekat akan mengupayakan agar trayek angkutan umum menuju Pelabuhan Pondong dari Tanah Grogot akan dihidupkan kembali.
“Kami komunikasikan dengan para pengusaha angkutan yang ada, untuk menyambut keberadaan kapal perintis itu. Apabila antusias masyarakat bagus maka untuk trayak bisa beroperasi kembali,” kata dia.
Kapal baru yang memiliki tugas menghubungkan antardaerah yang masih tertinggal tersebut, memiliki kapasitas lebih kurang 400 orang, dengan trayek R-12 atau melayani rute Kotabaru-Tanjung Samalantakan-Tanah Grogot-Balikpapan-Tanah Grogot-Tanjung Samalantakan- Kotabaru- dan Mamuju.
Harga tiket kapal perintis yang difasilitasi untuk pergerakan masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi itu, bertarif Rp 5.000-Rp. 19.500 per trip menyesuaikan kelas penumpang, yang terbilang relatif murah. (bp/hb)