TB Sihombing

Paser, helloborneo.com – Haji Muhammad Tikam sosok “crazy rich” atau super kaya asal Desa Songka, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, mulai menggeluti sektor pertanian tanaman porang membuka peluang usaha baru di daerah itu.
Tanaman porang tersebut sejenis umbi-umbian yang biasa diolah menjadi beras, shirataki, campuran produk kue hingga kosmetik.
Bermodalkan lahan yang cukup luas, pria 56 tahun itu membudidayakan tanaman yang siap ekspor di hamparan lahan seluas 10 hektare, membuka lahan tidak perlu menguras tenaga hanya dengan dua unit alat berat miliknya saja.
“Sekitar dua bulan saya mempersiapkan lahan, lahan di sini masih hutan dan banyak kayu,” ujar pria yang juga sebagai tokoh masyarakat ketika ditemui helloborneo.com di Paser, Sabtu.
Kendati begitu, lahan seluas 10 hektare miliknya yang berada tepat di pinggir jalan lintas provinsi belum seluruhnya ditanami porang, hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan sudah empat hektare ditanami porang.
Pria dengan segudang kekayaan itu mengaku, ide mengembangkan budidaya porang, bermula dari pertemuannya dengan salah seorang rekan asal Kalimantan Selatan yang sudah membuka lahan pertanian porang seluas tiga hektare, dan membuatnya cukup tertarik.
“Ada teman saya yang sudah membuka pertanian porang di Kalsel. Setelah kami berdiskusi, saya merasa porang juga bisa menghasilkan perekonomian yang cukup besar. Akhirnya saya coba berdiskusi berkaitan dengan cara penanaman, perawatan porang,” jelasnya.
Ia menilai, budidaya porang cukup menjanjikan, terlebih lagi porang minim hama. Sehingga perawatan tidak terlalu merepotkan petani, hanya saja perlu waktu dan tenaga untuk memulai penanamannya.
Selaian itu porang juga merupakan tanaman dwimusim dan bisa diberikan tanaman sela untuk jangka panjangnya.
“Perawatannya memang tidak terlalu merepotkan, tinggal pengelohan pasca panen yang perlu dipikirkan. Di sini perlu peranan pemerintah untuk bisa memfasilitasi kebutuhan petani, salah satunya pabrik porang,” kata dia.
Haji Muhammad Tikam, yang mulai menggeluti sektor pertanian tersebut setelah sukses bertahun-tahun kuasai sektor pertambangan batu bara. (bp)