Edy Suratman Yulainto

Penajam, helloborneo.com – Dini hari, Selasa 6 Februari 2024, masyarakat di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dihebohkan dengan penemuan mayat 1 keluarga, yang beranggotakan ayah, ibu dan 3 orang anak.
Dari keterangan J yang dianggap menjadi saksi, polisi mendapatkan informasi awal, ada teriakan dari arah rumah korban. J menerangkan kepada polisi bahwa ia sempat mengambil sebilah parang untuk mengecek teriakan tersebut. Namun, menurut mengakuan J yang diterima pihak kepolisian, J sempat bertemu dengan terduga pelaku.
J mengaku bahwa ia sempat melawan, namun tak berdaya lantaran terjatuh. Sehingga J sempat mendapatkan ancaman dari pelaku hendak dibunuh bila melaporkan peristiwa tersebut
Perisitwa yang diperkirakan terjadi sekitar puku 00.30 wita dini hari itu, J melaporkan kepada kakaknya untuk melanjutkan ke Ketua RT 18 Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten PPU, hingga akhirnya heboh di beberapa media sosial.
Namun Kapolres Kabupaten PPU, AKBP Supriyanto mengungkapkan setelah pihak kepolisian turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), ternyata J baru saja selesai membersihkan diri dari bekas pembunuhan.
Polisi sempat mengali beberapa informasi dari J, namun keterangan J tak mudah dipercayai oleh kepolisian. Hingga ia bersama jajaran lainnya mengecek kembali ke TKP, sembari mengamankan J di Kantor Polsek Babulu.
“Jadi pada saat awal kejadian, kita mendatangi TKP yang bersangkutan (J) selesai melakukan pembunuhan, mengajak kakaknya ke pak RT untuk laporan terkait pidana kasus pembunuhan. Kemudian saya bersama kasat reskrim bersama kapolsek langsung cek TKP melakukan wawancara,” kata AKBP Supriyanto, Selasa (06/02/2024).
“Alibi awalnya pelaku menyampaikan, pelakunya bukan dia. Ngakunya pelaku 3 sampai 5 orang. Dari alibi tadi keterangan itu tidak masuk akal. Setelah kami kroscek lagi, kemudian kami pisahkan, yang bersangkutan kita amankan di polsek. Kita fokus olah TKP, dari olah TKP tersebut saya bersama tim menyakini bahwa pelakunya adalah berinisial j, hingga kami konfontir ternyata yang bersangkutan mengakui bahwa dia pelakunya,” jelasnya.
Setelah melakukan pembunuhan, pelaku J yang duduk di kelas 12 menengah kejuruan, mengaku kepada pihak kepolisian sempat melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak perempuan korban. Namun pihak kepolisian masih harus menunggu hasil visum dari tim medis Rumah Sakit umum Daerah Aji Putri Botung, Kabupaten PPU.
“Dari keterangan perlaku setelah terjadi pembunuhan, pelaku melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak perempuan. Tapi kepastiannya tunggu hasil visum. Dari 5 korban rata-rata kena dibagian kepala,” tuturnya.
Motif yang menjadi dasar J melakukan pembunuhan adalah dendam terhadap pihak korban. Mulai dari permasalahan ayam hingga puncaknya geram karena helm J tidak dikembalikan oleh pihak korban. Ditambah lagi J sebelum itu sempat mengadakan pesta miras, sehingga terpantik nekat melakukan pembunuhan.
“Berawal dari rasa dendam antara pelaku dan pihak korban yang diawali beberapa permasalahan, sehingga puncaknya yang diawali pelaku ini mabuk, pulang ke rumah. Ada niatan menghabisi para korban di rumah korban,” terang Kapolres Kabupaten PPU.
“Sementara ini karena dendam percekcokan antara para tetangga dari masalah kecil mulai dari permasalahan ayam, permasalahan kemarin korban meminjam helm, belum dikembalikan selama 3 hari. Ditambah dengan mabuknya, munculah niat untuk melakukan pembunuhan,” pungkasnya. (log)