Edy Suratman Yulianto

Penajam, helloborneo.com – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) telah melakukan audiensi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia terkait inisiatif Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), tahun 2022 lalu.
Hasilnya tahun 2024 ini, pihaknya menggelar sosialisasi dan koordinasi DRPPA di Desa Api-Api, Kecamatan Waru. Kegiatan ini menghadirkan narasumber kepala Bidang Kesetaraan Gender dan pemberdayaan perempuan Fachmi Rozano dan Fasilitator DRPPA Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur.
Acara ini dilaksanakan oleh DKP3A Kalimantan Timur bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Kabupaten PPU.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk aparat pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, dan perwakilan kelompok perempuan di desa.
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Pemenuhan Hak Anak (PPHAP) DP3AP2KB Kabupaten PPU, Nur Kaidah, menyampaikan pentingnya implementasi DRPPA sesuai dengan 10 indikator pelaksanaannya.
“Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak merupakan desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan,” jelas Nur Kaidah, (02/07/24).
Nur Kaidah juga menekankan bahwa pelaksanaan DRPPA sesuai dengan lima arahan Presiden yang mencakup, peningkatan pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan berperspektif gender, kemudian peningkatan peran ibu/keluarga dalam pengasuhan/pendidikan anak. Lalu penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan terakhir pencegahan perkawinan anak.
“Implementasi dari DRPPA ini tidak hanya berhenti pada sosialisasi saja. Nantinya akan ada pelatihan bagi aparat desa dan fasilitator daerah untuk mendampingi pelaksanaan DRPPA kedepannya,” tambah Nur Kaidah.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya desa yang lebih ramah terhadap perempuan dan peduli terhadap anak, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan dan perlindungan bagi semua lapisan masyarakat.
“Ya, pastinya kita berharap bahwa apa yang sudah kita targetkan menjadikan desa lebih ramah terhadap perempuan dan kepedulian terhadap anak dan meningkatkan pemberdayaan serta perlindungan,” pungkasnya. (log)