Safari Ramadhan Sepaku Diisi Tausiyah Muchammad Rasyid

Iskandar – Humas Setkab Penajam Paser Utara

 

KH Muchammd Rasyid dari KOta Samarinda menyampaikan tausiyah pada Safari Ramadhan di Kecamatan Sepaku (Iskandar Humas Setkab Penajam Paser Utara)

KH Muchammd Rasyid dari KOta Samarinda menyampaikan tausiyah pada Safari Ramadhan di Kecamatan Sepaku (Iskandar Humas Setkab Penajam Paser Utara)

Penajam, helloborneo.com – Safari Ramadhan yang digelar Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, di Kecamatan Sepaku diisi dengan tausiyah yang disampaikan oleh KH Muchammad Rasyid dari Kota Samarinda.

Muchammad Rasyid menyampaikan puasa itu berangkat dari keimanan kepada Allah, keimanan kepada Alqur’an, keimanan kepada malaikat dan keimanan kepada hari Akhirat, maka dalam menjalankan puasa manusia harus bersungguh-sungguh karena keimanan kepada Allah.

Namun, hakekat ibadah puasa ialah pengendalina hawa nafsu, tidak ada orang yang berhasil puasanya bila nafsunya tidak bisa dikendalikan, di antaranya syahwat bathiniah, syahwat farjiyah biologis tidak syahwat ananiyah.

Syahwat batiniyah melambangkan ekonomi,manusia boleh mencari ekonomi sebanyak-banyaknya, tapi ada batasan halal haram, syahwat farjiyah memang laki-laki dan perempuan harus bergaul tetapi yang diridhoi Allah.

Syahwat ananiyah supaya manusia hidup tidak boleh sombong, harus tawadhu, karena sombong adalah sifatnya iblis dan orang yang sombong pasti berteman dengan iblis, iblis tidak mau tunduk sujud kepada Adam Itu karena kesombongannya.

Ananiyah atau rasa kesombongan dan kedzholiman itu harus dihindarkan, karena Islam mengajarkan tiga hal kebenaran, keadilan dan kesejahteraan, itu pikiran Islam dalam keduniaan, kalau lepas dari salah satunya berarti manusia gagal dalam kehidupan dunia.

Oleh karena itu untuk bisa melaksanakan semuanya, ada yang namanya Syari’at. Syari’at yang memelihara kehidupan beragama, tetapi Imam Al Ghazali mengatakan bahwa kekuatan syari’at harus ditopang oleh kekuatan duniawi dan pemerintahan, itulah Islam harus memaknai pemerintahan supaya bisa adil.

Pemikiran Imam Al Ghazali itu sangat bagus, padahal beliau adalah ahli tasawuf (orang sufi) yang berpikir kesarah itu, inilah makna dari ati’ullah waati’urrasul, wa’ulil amri mingkum, itu yang bisa sukses di dunia dan di akhirat.

Islam yang rahmatan lil-alamin adalah Islam yang ramah dan harmonis yang ada di Indonesia sehingga Indonesia sekarang menjadi rujukan negara lain bukan lagi Timur Tengah,

Faham dan tawassuk Islam di Indonesia adalah rahmatan lil-alamin, mudah-mudahan itu dapat menjadi renungan bagi kita bersama. (adv/bp/*rol)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.